Social Icons

Pages


Sabtu, 27 Agustus 2011

Kisah HOROR LETUSAN MAHA DAHSYAT Gunung Krakatau 1883 [Saat Orang2 Mengira Pada Hari Itu Adalah Kiamat]

Lukisan Gunung Krakatau


Lebih Hebat dari Bom Atom

anggal 27 Agustus adalah hari ketika terjadinya letusan dahsyat Krakatau yang sempat menggoncangkan seluruh dunia. Pada tanggal 27 Agustus 1883, bertepatan dengan hari Minggu, dentuman pada pukul 10.02 terdengar di seluruh wilayah Nusantara, bahkan sampai ke Singapura, Australia, Filipina, dan Jepang.

Bencana yang merupakan salah satu letusan terhebat di dunia itu sempat merenggut sekitar 36.500 jiwa manusia.

Kegiatan dimulai dengan letusan pada tanggal 20 Mei 1883, waktu kawah Perbuatan memuntahkan abu gunung api dan uap air sampai ketinggian 11 km ke udara. Letusan ini walaupun terdengar sampai lebih dari 350 km (sampai Palembang), tidak sampai menimbulkan korban jiwa.

Pada letusan tanggal 27 Agustus itu bebatuan disemburkan setinggi 55.000 m dan gelombang pasang (Tsunami) yang ditimbulkan menyapu bersih 163 desa. Abunya mencapai jarak 5.330 km sepuluh hari kemudian. Kekuatan ledakan Krakatau ini diperkirakan 26 kali lebih besar dari ledakan bom hydrogen terkuat dalam percobaan.

Dikira Meriam Apel

Seorang pengamat di rumahnya di Bogor, pada tanggal 26 Agustus pukul satu siang mendengar suara gemuruh yang tadinya dikira suara guntur di tempat jauh. Lewat pukul setengah tiga siang mulai terdengar letupan pendek, sehingga ia mulai yakin bahwa kegaduhan itu berasal dari kegiatan Krakatau, lebih-lebih sebab suara berasal dari arah barat laut-barat. Di Batavia gemuruh itu juga dapat didengar, demikian pula di Anyer. Di serang dan Bandung suara-suara itu mulai terdengar pukul tiga.

Seorang bintara Belanda yang ditempatkan di Batavia mengisahkan pengalaman pribadinya. Seperti banyak orang lainnya ia mengira bahwa dunia akan kiamat saat itu.

“Tanggal 26 Agustus itu bertepatan dengan hari Minggu. Sebagai sersan pada batalyon ke-IX di Weltevreden (Jakarta Pusat) hari itu saya diperintahkan bertugas di penjagaan utama di Lapangan Singa. Cuaca terasa sangat menekan. Langit pekat berawan mendung. Waktu hujan mulai menghambur, saya terheran-heran bahwa di samping air juga jatuh butiran-butiran es.”

“Sekitar pukul dua siang terdengar suara gemuruh dari arah barat. Tampaknya seperti ada badai hujan, tetapi diselingi dengan letupan-letupan, sehingga orangpun tahu bahwa itu bukan badai halilintar biasa.”

“Di meja redaksi koran Java Bode orang segera ingat pada gunung Krakatau yang sudah sejak beberapa bulan menunjukkan kegiatan setelah beristirahat selama dua abad. Mereka mengirim kawat kepada koresponden di Anyer, sebuah pelabuhan kecil di tepi Selat Sunda, tempat orang bisa menatap sosok Krakatau dengan jelas pada cuaca cerah. Jawabnya tiba dengan cepat: ‘Disini begitu gelap, sampai tak bisa melihat tangan sendiri.’ Inilah berita terakhir yang dikirimkan dari Anyer…”

“Pukul lima sore gemuruh itu makin menghebat, tapi tidak terlihat kilat. Letusan susul-menyusul lebih kerap, seperti tembakan meriam berat. Dari Lapangan Raja (Merdeka) dan Lapangan Singa (Banteng) terlihat kilatan-kilatan seperti halilintar di ufuk barat, bukan dari atas ke bawah, tetapi dari bawah ke atas. Waktu hari berangsur gelap, di kaki langit sebelah barat masih terlihat pijaran cahaya.”

Sudah menjadi kebiasaan bahwa tiap hari pukul delapan tepat di benteng (Frederik Hendrik, sekarang Mesjid Istiqlal) ditembakkan meriam sebagai isyarat upacara, disusul dengan bunyi terompet yang mewajibkan semua prajurit masuk tangsi. Para penabuh genderang dan peniup terompet batalyon itu sudah siap pada pukul delapan kurang seperempat. Mereka masih merokok santai sebelum mereka berbaris untuk memberikan isyarat itu. Tiba-tiba terdengar tembakan meriam menggelegar, jauh lebih dini daripada biasanya.

Mereka segera berkumpul membentuk barisan dan setelah terompet dibunyikan, mereka berbaris sambil membunyikan genderang dan meniup terompet. Baru saja mereka mencapai asrama ketika meriam yang sebenarnya menggelegar dari dalam benteng. Gunung Krakatau ternyata mengecoh mereka!

Batavia Jadi Dingin

“Sementara itu ‘penembakan’ berlangsung terus. Kadang-kadang bunyinya seperti tembakan salvo beruntun, kilatan-kilatan menyambar-nyambar ke langit. Semua orang tercekam ketakutan. Tiada seorangpun percaya bahwa ada badai mengamuk jauh di sana. Hampir tidak ada orang yang berani tidur malam itu. Banyak yang berkumpul di halaman rumah mereka sambil mengarahkan pandangan mereka ke arah barat dan memperbincangkan kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan gejala alam yang aneh itu. Hanya anak negeri yang tak ragu-ragu: ‘Ada gunung pecah,’ kata mereka.”

“Menjelang tengah malam tiba perwira piket, Letnan Koehler. Ia mengatakan kepada saya bahwa seluruh kota sedang dalam keadaan panik. Penduduk asli berkumpul di masjid-masjid untuk bersembahyang. Penduduk Belanda tetap terjaga di rumah masing-masing atau pergi ke rumah bola Concordia atau Harmonie untuk saling mencari dukungan dari sesamanya.”

“Menjelang pukul dua pagi rentetan letusan bak tembakan cepat artileri itu mencapai puncaknya. Rumah-rumah batu bergetar dan jendela-jendela bergemerincing. Gelas lampu penerangan jalan jatuh dan bertebaran di tanah, kaca etalase toko pecah, penerangan gas di banyak rumah padam. Sesudah itu ledakan-ledakan mereda, namun dari arah barat masih terdegar suara gemuruh.”

“Kemudian saya merasakan bahwa udara makin menjadi dingin. Dalam beberapa jam saja suhu udara telah menurun sedemikian rupa, sampai saya gemetar kedinginan di pos jaga. Belum pernah di Batavia udara sedingin itu. Waktu saya melihat keluar ternyata seluruh kota diliputi oleh kabut tebal. Penerangan jalan di seberang Lapangan Singa tak dapat saya lihat lagi, meskipun saya mendengar dari rekan lain bahwa lampu-lampu masih menyala. Tak lama kemudian ternyata kabut itu bukan kabut biasa, melainkan hujan abu, yang jatuh tak lama setelah lewat tengah malam mula-mula jarang-jarang, tetapi makin lama makin deras, sehingga segalanya terselimuti oleh kabut abu yang tebal.”

“Pada pukul enam pagi, sesuai peraturan, semua lampu harus dipadamkan, tetapi matahari tidak terbit! Baru sekitar pukul tujuh nampaknya fajar seperti akan menyingsing, tetapi hari itu tak akan menjadi terang. Hawa makin menjadi dingin, sehingga saya memerintahkan anak buah saya untuk mengenakan jas hujan mereka. Sementara itu abu turun dengan tiada putus-putusnya. Abu itu ke mana-mana, bangsal jaga juga dilapisi oleh serbuk halus yang berwarna kelabu keputih-putihan. Prajurit jaga yang saya lihat dari jendela sedang mondar-mandir, nampak seperti boneka salju kelabu yang bergerak secara mekanis.”

“Sekitar pukul sembilan pagi ledakan-ledakan dan guruh makin bertambah. Pada pukul sepuluh hari gelap seperti malam. Lampu-lampu gas dinyalakan kembali. Lapisan abu setebal 15 mm menutupi segala yang ada. Jalan-jalan sunyi senyap, tak ada yang berani menampakkan diri. Saya merasa seorang diri di dunia, di dunia yang tak lama lagi bakal runtuh!”

“Pada pukul 10.40 akhirnya tiba telegram dari Serang, yang isinya memuat sedikit keterangan mengenai penyebab gejala-gejala alam yang mengerikan itu. Kawat itu berbunyi:
‘Kemarin petang Krakatau bekerja. Bisa didengarkan di sini. Semalam suntuk cahayanya terlihat jelas. Sejak pukul sebelas ledakan-ledakan makin hebat dan tak terputus-putus. Setelah hujan abu deras pagi ini matahari tak tampak, gelapnya seperti pukul setengah tujuh malam. Merak dimusnahkan gelombang pasang. Sekarang di sini sedang hujan kerikil Tanpa payung kuat tak ada yang berani keluar’.”

“Lewat pukul duabelas, ketika di Batavia masih gelap gulita dan sangat dingin, tersiar berita kawat dari pelabuhan Pasar Ikan dan Tanjung Priok. Sebuah gelombang pasang telah membanjiri kota bagian bawah. Permukaan air dua meter di atas garis garis normal. Kapal uap Prinses Wilhelmina dicampakkan ke pangkalan, seperti juga kapal Tjiliwoeng yang cerobong asapnya merusak atap kantor pabean. Sejumlah kapal motor dan perahu terdampar acak-acakan di Pelabuhan Pasar Ikan, berlumuran lumpur dan abu tebal. Pengungsi mulai mengalir sepanjang jalan raya dengan membawa harta benda yang bisa dijinjing ke arah Weltevreden yang lebih tinggi letaknya. Pada pukul dua dan empat sore datang lagi gelombang pasang, tetapi kali ini kurang tinggi dibandingkan yang pertama.”

“Di sebelah barat kini menjadi tenang dan kelam makin berkurang, sehingga matahari mulai nampak sebagai bercak merah kotor pada langit yang kelabu.”

“Pada pukul lima petang saya diganti dan menerima perintah untuk segera menyiapkan suatu pasukan yang akan diberangkatkana ke daerah yang terkena musibah di Sumatra Selatan. Pada saat itu di Batavia tidak seorangpun tahu dengan tepat apa yang sebenarnya terjadi di sebelah barat. Semua hubungan telegram dengan daerah yang terlanda malapetaka terputus.”

Serang Sunyi Mencekam

Kalau di Jakarta, air pasang itu tak mengambil korban terlalu besar, tapi di daerah pantai sebelah barat Jawa Barat yang lebih dekat dengan gunung yang sedang murka itu, akibatnya sangat mengerikan. Di Tangerang, pantai utaranya digenangi sampai sejauh satu hingga satu setengah km dengan meminta korban manusia cukup besar. Sembilan buah desa pantai musnah. Korban di daerah ini tercatat 1.794 orang penduduk asli dan 546 Cina dan Timur Asing lainnya.

Di Serang suara gemuruh mulai terdengar pada pukul 3 siang, hari Minggu. Malamnya terus-menerus tercium bau belerang dan guruh serta kilat terlihat dari arah Krakatau.

Hari Seninnya langit di sebelah barat berwarna kelabu, lalu hujan abu turun tanpa hentinya. Pukul setengah sebelas hari mulai kelam, dan makin menggelap, sehingga hampir tak terlihat apa-apa. Lewat pukul sebelas datang kawat dari Serang bahwa telah terjadi hujan kerikil batu apung; tak lama kemudian hubungan telegram dengan Jakarta terputus.

Setelah hujan kerikil menyusul hujan lumpur, yakni abu basah yang melekat pada daun-daun dan dahan-dahan pohon sehingga kadang-kadang runtuh karena beratnya. Sekitar pukul 12 hujan lumpur ini berhenti, tetapi abu kering tetap turun. Anehnya, selama itu di Serang tak terdengar letusan-letusan, bahkan suasana sangat sepi mencekam, yang membuat banyak orang makin gugup dan tertekan.

Hewan peliharaan juga makin gelisah, mereka ingin sedekat mungkin dengan manusia di dalam rumah, di dekat lampu. Dengan kekerasan sekalipun hewan-hewan itu tak berhasil diusir. Setelah pukul dua siang langit mulai terlihat agak terang di sebelah timur, ayam-ayam jantan mulai berkokok. Suara gemuruh mulai terdengar lagi, sedang hujan abu turun terus-menerus dan bau abu belerang menusuk hidung. Pada pukul empat sore lampu-lampu masih dinyalakan.

Surat-surat kabar yang terbit di Batavia tertanggal 28, 31 Agustus, dan 4 September penuh dengan berita-berita tentang malapetaka yang menimpa daerah Banten. Tetapi jarang sekali ada kisah dari saksi mata, sebab tempat-tempat yang letaknya di tepi pantai seperti Merak, Anyer, dan Caringin, hancur luluh dan hanya ada beberapa orang Belanda yang melarikan diri dan tertolong pada saat yang tepat.

Ketika Siuman Semua Gelap

Di Merak seorang pemegang buku pada perusahaan pelabuhan bernama E. Pechler merupakan satu-satunya orang Belanda yang lolos. Ia sedang bertugas membawa telegram atasannya untuk dikirimkan ke Batavia lewat Serang. Berita ini mungkin yang terakhir dikirimkan dari Merak. Isinya laporan kepada Kepala Jawatan Pelabuhan di Betawi, yang menyebutkan bahwa pada hari Minggu tanggal 26 Agustus dan keesokan harinya, sebagian Merak yang lebih rendah letaknya Pecinan, jalan kereta api, tergenangi; jembatan berlabuh dan teluk tempat pengambilan batu untuk pelabuhan rusak; jembatan dan derek-derek masih di tempat saat itu, tetapi gerbong-gerbong sudah masuk laut. Sekitar pukul sembilan pagi Pechler berada di kaki sebuah bukit di luar Merak. Tiba-tiba ia ditimpa hujan lumpur dan badai. Ia melihat gelombang air mendekat, sehingga ia lari tunggang-langgang ke atas sebuah bukit, tapi sebelum ia mencapai puncaknya, ia sudah terkejar air pasang. Apa yang terjadi setelah itu ia tak tahu lagi…

Keesokan harinya ia baru siuman kembali. Tempat sekitarnya sudah kering tetapi ia tak dapat mengenali sekelilingnya karena sangat gelap. Pada hari Selasa ia baru bisa berjalan kembali ke Merak. Di tengah jalan ia melihat sebuah lokomotif yang rusak parah, sekitar 500 m dari tempat berhentinya. Di Merak ia tidak menemukan apa-apa lagi. Bahkan mayat pun tak dijumpainya, semuanya telah dihanyutkan ke laut. Di antara petugas pemerintah di Merak hanya Pechler dan seorang insinyur bernama Nieuwenhuis yang selamat, karena sedang berpergian ke Batavia. Waktu insinyur itu kembali ke Merak, rumahnya yang dibangun di atas bukit setinggi 14 m hanya tinggal lantainya saja.

Hujan Deras Batu Apung di Teluk Betung

Anyer dilanda gelombang pasang pada Senin pagi, tanggal 27, sekitar pukul sepuluh pagi. Gelombang ini menyapu bersih pemukiman di tepi pantai itu, sehingga yang tinggal hanyalah benteng, penjara, kediaman Patih dan Wedana. Dataran sekitar Anyer, yang di belakang tempat itu lebarnya kurang lebih 1 km seakan-akan dicukur gundul; di dekat pantai bongkahan-bongkahan karang dilemparkan ke darat. Caringin yang berpenduduk padat juga hancur luluh; letaknya di dataran yang lebarnya sekitar 1.500 m, disusul oleh bukit-bukit 50m, tempat sejumlah kecil penduduknya menyelamatkan diri. Bukan hanya di darat, tetapi di laut lepas Krakatau juga meneror kapal-kapal yang kebetulan berlayar di dekatnya. Penumpang kapal yang melayari Selat Sunda pada hari naas itu tidak dapat melupakan pengalaman dan ketakutan mereka selama hidupnya. Kapal api Gouverneur Generaal Loudon, dengan nakhoda Lindeman, sebuah kapal Nederland Indische Stoomvaartsmaatschappij (pendahulu KPM) berlayar dari Batavia ke Padang dan Aceh dengan menyinggahi Teluk Betung, Krui, dan Bengkulu. Kapal itu berangkat pada tanggal 26 Agustus pagi hari dari Jakarta. Seorang penumpang kapal itu mengisahkan pengalamannya sebagai berikut:

“Cuaca pagi itu sangat cerah. Siang harinya kami berlabuh di Anyer, sebuah pelabuhan kecil di pantai Banten. Beberapa orang pekerja kasar naik dari pelabuhan ini. Kapal kemudian melanjutkan pelayarannya ke arah Teluk Lampung, melewati Pulau Sangiang dan Tanjung Tua. Di sebelah kiri kapal kami lihat Pulau Rakata dari kejauhan, yang kami singgahi dua bulan yang lalu.”

“Waktu Gunung Krakatau mulai bekerja bulan Mei yang lalu, setelah dua abad beristirahat, perusahaan pemilik kapal Loudon mengadakan suatu tour pariwisata bagi penduduk Batavia. Dengan membayar dua puluh lima gulden kita bisa berlayar ke Pulau Krakatau. Pada waktu itu masih mungkin untuk mendarat ke pulau, bahkan mendaki kawahnya yang mengeluarkan uap putih.”

“Sekarang gunung berapi itu nampaknya jauh lebih gawat. Asap hitam pekat membubung dari kawahnya ke langit biru dan hujan abu halus turun di geladak kapal…”

“Pada pukul 7 petang kami berlabuh di Teluk Betung. Hari amat cepat menjadi gelap, sedang lautpun agaknya makin berombak dan hujan abu makin deras. Kapal Loudon memberi isyarat ke darat agar dikirimi sekoci bagi penumpang yang akan mendarat, tetapi tidak ada jawaban apa-apa. Lalu kapten memerintahkan agar sekoci kapal diturunkan, tetapi gelombang besar tak memungkinkan untuk mencapai darat, sehingga sekoci itu harus kembali lagi.”

“Lampu pelabuhan menyala seperti biasa, tetapi tampaknya ada kejadian-kejadian luar biasa di Teluk Betung. Sekali-sekali terlihat tanda bahaya dari kapal-kapal lain dan terdengar suara kentongan bertalu-talu. Penerangan kota dipadamkan. Sementara itu hujan abu kini berubah menjadi hujan batu apung yang deras…”

Menara Suar Patah Seperti Batang Korek Api

“Dengan rasa kurang enak kami melewatkan malam itu. Air laut makin liar dan ombak-ombak besar mendera lambung kapal tanpa hentinya. Ketika fajar menyingsing kami melihat bahwa Teluk Betung menderita kerusakan cukup parah oleh gelombang pasang. Kapal api pemerintah Barouw, terlepas dari jangkarnya dan dihempaskan ke darat. Gudang-gudang dan gedung-gedung pelabuhan lain rusak. Tetapi tak tampak tanda-anda kehidupan di kota kecil itu…”

“Pukul tujuh pagi tiba-tiba kami melihat dinding air melaju ke arah kapal kami. Loudon sempat melakukan manouver untuk menghindar, sehingga gelombang itu mengenai sejajar dengan sisi kapal. Kapal itu menukik hebat, tetapi pada saat bersamaan gelombang itu telah lewat dan Loudon selamat. Kami sempat melihat betapa air pasang itu mendekati, lalu melanda kota Teluk Betung dengan tenaga tak terbendung…”

“Tak lama kemudian masih ada tiga gelombang dahsyat yang menghambur, yang di hadapan mata kami memporak-porandakan segala apa yang ada di pantai. Kami melihat bagaimana menara suar patah seperti batang korek api dan rumah-rumah lenyap digilas gelombang. Kapal Barouw terangkat, kemudian dicampakkan ke darat melewati puncak-puncak pohon nyiur. Yang tadinya Teluk Betung kini hanya air belaka…”

“Di kota itu tentunya ada ribuan orang yang meninggal serentak dan kotanya sendiri seperti dihapuskan dari muka bumi. Semua itu terjadi dengan cepat dan mendadak, sehingga melintas sebelum kita sempat menyadari apa yang sebenarnya terjadi. Seakan-akan dengan satu gerakan maha kuat dekor latar belakang sebuah sandiwara telah digantikan…”

“Akhirnya Kapten Lindeman memutuskan untuk meninggalkan teluk itu, karena ia beranggapan bahwa keadaannya cukup berbahaya. Kapal menuju ke Anyer dengan tujuan untuk melaporkan malapetaka yang menimpa Teluk Betung. Tak lama kemudian kapal sudah berlayar di laut lepas. Walaupun hari masih pagi, cuaca makin menggelap, dan menjelang pukul sepuluh sudah gelap seperti malam. Kegelapan itu bertahan selama delapan belas jam dan selama itu turun hujan lumpur yang menutupi geladak sampai hampir setengah meter.”

“Di ruang kemudi nakhoda melihat bahwa kompas menunjukkan gerakan-gerakan yang paling aneh; di laut terjadi arus-arus kuat, yang selalu berubah arahnya. Udara dicemari oleh gas belerang pekat yang membuat orang sulit bernapas dan beberapa penumpang menderita telinga berdesing. Barometer menunjukkan tekanan udara yang sangat tinggi. Kemudian bertiuplah angin kuat yang berkembang menjadi badai. Kapal diombang-ambingkan oleh getaran laut dan gelombang tinggi. Ada saat-saatnya Loudon terancam akan terbalik oleh luapan air yang datang dari samping. Apa saja yang tak terikat kuat dilemparkan ke laut…”

Api Santo Elmo

“Tujuh kali berturut-turut halilintar menghantam tiang utama. Dengan rentetan letupan yang gemeretak, geledek itu kadang-kadang seperti bergantungan di atas kapal yang diterangi cahaya mengerikan. Alat pemadam kebakaran disiapkan di geladak, sebab nakhoda khawatir setiap waktu Loudon bisa terbakar.”

“Kecuali halilintar, kami juga menyaksikan gejala alam aneh lain, yakni apa yang disebut sebagai api Santo Elmo. Di atas tiang kapal berkali-kali terlihat nyala api kecil-kecil berwarna biru. Kelasi-kelasi pribumi mendaki tiang untuk memadamkan ‘api’ itu, tetapi sebelum mereka sampai ke atas gejala itu telah lenyap kemudian terlihat berpindah ke tempat lain. Api biru yang berpindah-pindah itu sungguh merupakan pemandangan yang menyeramkan dan membangunkan bulu kuduk.”

“Antara badai dan ombak besar kami mengalami saat-saat tenang. Tiba-tiba saja semuanya menjadi sunyi senyap dan lautpun licin seperti kaca. Tetapi sepi yang tak wajar ini lebih mencekam daripada gegap gempita ombak dan topan yang harus kami alami. Tak terdengar suara lain, kecuali keluh kesah dan doa para penumpang Indonesia di geladak depan, yang yakin bahwa ajal mereka segera akan sampai.”

“Akhirnya pada malam menjelang tanggal 28 kami melihat sekelumit cahaya membersit dilangit! Seberkas sinar bulan pucat berhasil menembus awan gelap. Ketika itu sekitar pukul empat pagi. Di kapal orang bersorak-sorai gembira dengan rasa syukur dan lega.”

“Memang masih ada batu apung dan abu turun ke geladak, tetapi paling tidak kami bisa melihat sekelilingnya dengan agak jelas. Kami masih berlayar menyusuri pantai Sumatra. Nampaknya pantai sangat sunyi. Yang dulunya ditumbuhi pohon-pohon kini hanya tersisa tunggul bekas batangnya yang patah. Laut penuh dengan kayu dan batu apung, yang di pelbagai tempat mengumpul menjadi semacam pulau besar yang menutupi jalan masuk ke Teluk Lampung.”

“Tampang kapal Loudon benar-benar mengejutkan. Ia lebih mirip kapal yang tenggelam sepuluh tahun di dasar laut dan baru diangkat kembali. Kami melayari Selat Sunda dan pagi-pagi sekali Krakatau nampak kembali. Sekarang kami baru mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Seluruh pulau itu meledak sampai hancur lebur dan sebagian besar hilang. Dinding kawahnya sama sekali runtuh, kami hanya melihat celah-celah raksasa yang mengeluarkan asap dan uap.”

“Di laut, antara Pulau Sebesi dan Pulau Krakatau yang tadinya masih merupakan jalur pelayaran, kini bermunculan pulau-pulau vulkanik kecil dan berpuluh gosong arang timbul dari permukaan air. Pada delapan tempat tampak asap dikelilingi uap putih dari laut.”

“Dengan lambat kami mendekati pantai Jawa. Pemandangan yang terlihat hampir tak terperikan. Segalanya telah diratakan menjadi gurun tak bertuan. Waktu kami berlabuh di Teluk Anyer, kami baru menyadari bahwa pelabuhan kecil itu sudah tidak ada lagi. Semuanya telah tersapu bersih, tiada rumah, tiada semak, bahkan tak ada batu yang kelihatan! Hanya sebuah tonggak masih menandai bekas tempat berdirinya mercusuar. Selebihnya tidak ada apa-apa lagi, kehampaan dan kesepian…”

“Yang dulunya merupakan kampung-kampung yang makmur, kini hanya hamparan lumpur kelabu. Sungai penuh dengan puing dan lumpur. Di mana-mana tak nampak tanda-tanda kehidupan…”

“Pulau-pulau di Selat Sunda juga tak luput dari musibah. Pulau Sebesi yang pernah dihuni dua ribu orang, kini hanya tinggal seonggok bukit abu, sampai puncaknya yang hampir lima ratus meter tingginya itu, dan semua tumbuh-tumbuhan tak berbekas. Tak terlihat perahu atau desa lagi. Demikian pula keadaan pulau-pulau lain, Pulau Sebuku dan Pulau Sangiang.”

Hujan Lumpur

“Pada tanggal 29 Agustus kami kembali di Lautan Hindia. Makin ke utara, makin kurang kelihatan akibat malapetaka besar itu. Kemudian di Padang dan beberapa tempat lainnya kami bertemu dengan orang-orang yang mendengar ledakan-ledakan dan gemuruh Krakatau. Yang aneh ialah bahwa kami yang berada di tempat yang paling dekat dengan Krakatau, tidak mendengar dentuman-dentuman itu.”

Itulah kisah seorang penumpang kapal yang melihat malapetaka itu dari jarak jauh. Dari kota Teluk Betung sendiri ada saksi mata yang selamat. Menurut dia gelombang pasang yang pertama tiba tanggal 27 Agustus pagi sekitar pukul setengah tujuh, yang merebahkan lampu pelabuhan, gudang batu bara, gudang di dermaga, dan melemparkan kapal Barouw dari sisi timur bendungan melewati pemecah gelombang sampai ke Kampung Cina. Gudang garam rusak dan Kampung Kangkung beserta beberapa kampung di pantai lainnya dihanyutkan. Kapal pengangkut garam Marie terguling di teluk, tetapi kemudian dapat tegak kembali. Orang juga melihat kapal Loudon berlabuh, kemudian berlayar lagi pada pukul tujuh. Langit berwarna kuning kemerah-merahan seperti tembaga, dari arah Krakatau terlihat kilatan-kilatan api, hujan abu turun tiada hentinya, tetapi sekitar pukul delapan keadaannya tenang.

Sementara orang-orang yang sempat mengungsi ke tempat yang tinggi waktu itu masih sempat kembali ke rumah masing-masing untuk menyelamatkan apa saja yang masih bisa diambil, atau untuk melihat keadaan.

Kurang lebih pukul sepuluh tiba-tiba terdengar letusan hebat yang membuat orang terpaku. Suatu pancaran cahaya dan kilat terlihat di arah Krakatau.

Segera setelah letusan itu hari mulai remang-remang. Kerikil batu apung mulai bertaburan. Menjelang pukul sebelas hari gelap seperti malam, hujan abu berubah menjadi hujan lumpur. Selanjutnya apa yang tepatnya berlangsung, tiada yang tahu, karena yang selamat berlindung di rumah residen dan hanya mendengar deru dan gemuruh sepanjang malam yang disebabkan oleh angin topan yang mematahkan ranting, menumbangkan kayu-kayuan, dan melemparkan lumpur pada kaca-kaca jendela. Para pelarian itu tidak sadar bahwa gelombang pasang sebenarnya sudah mendekati tempat pengungsiannya sejauh 50 m di kaki bukit.

Baru keesokan harinya orang mengetahui betapa besar kehancuran yang terjadi. Seluruh dataran diratakan dengan tanah, tiada rumah maupun pohon yang masih tegak. Yang ada hanya abu, lumpur, puing, kapal ringsek, dan mayat manusia maupun hewan bertebaran di mana-mana. Kapal Barouw sudah tak terlihat lagi.

Baru kemudian kapal yang naas itu ditemukan di lembah Sungai Kuripan, di belakang belokan lembah pada jarak 3.300 m dari tempat berlabuhnya, dan 2.600 m dari Pecinan, tempatnya dicampakkan gelombang pertama pukul setengah tujuh itu. Sejumlah perahu kandas di tepi lembah, sebuah rambu laut ditemukan di lereng bukit pekuburan. Awak kapal Barouw, mualim pertama Amt dan juru mesin Stolk hilang tak ketahuan rimbanya. Bagian pantai Sumatra yang terjilat malapetaka Krakatau paling parah, terutama adalah yang letaknya berhadapan dengan Selat Sunda. Misalnya tempat-tempat di tepi Teluk Semangka.

Terjepit Dua Rumah

Seorang Belanda yang mengalami pribadi kedahsyatan letusan Krakatau dan berhasil mempertahankan hidupnya adalah seorang controleur yang ditempatkan di Beneawang, ibukota afdeling Semangka, yang letaknya di Teluk Semangka, Lampung. PLC. Le Sueur, pejabat Belanda itu, melaporkan kepada atasannya dalam sepucuk surat tertanggal 31 Agustus 1883 sebagai berikut:

“Pada hari Minggu sore, menjelang pukul empat, sewaktu saya sedang membaca di serambi belakang rumah saya, tiba-tiba saja terdengar beberapa dentuman yang menyerupai letusan meriam. Saya mengira bahwa residen yang menurut rencana akan tiba besok dengan kapal bersenjata pemerintah telah mempercepat jadwal kunjungannya. Saya segera mengumpulkan para kepala adat dan pejabat setempat ke pantai. Tetapi kami tidak melihat ada kapal di laut. Saya segera kembali ke rumah.”

“Baru saja saya sampai di rumah, seorang pesuruh melaporkan bahwa air laut mulai naik dan beberapa kampung di pantai sudah tergenang. Saya segera berangkat lagi untuk menertibkan keadaan di antara rakyat yang mulai panik dan memanggil-manggil nama Allah. Saya menyuruh mereka membawa wanita dan anak-anak ke tempat-tempat yang letaknya lebih tinggi. Kemudian air surut lagi dengan cepat, tetapi mulai hujan abu.”

“Sekitar pukul empat pagi saya dibangunkan oleh orang-orang yang memberitakan bahwa di kaki langit terlihat cahaya kemerah-merahan. Saya merasa khawatir…”

“Pukul enam pagi, hari Senin, saya pergi ke pantai. Permukaan air laut jauh lebih rendah dari biasanya. Sementara batu karang yang biasanya tak nampak, kini menjadi kering. Selanjutnya saya mendengar guruh sambung-menyambung, sehingga saya khawatir masih ada hal-hal yang lebih mengerikan yang akan menimpa kami…”

“Setiba di rumah saya menyuruh memanggil Van Zuylen (pembantu saya) untuk menulis rancangan surat kepada residen tentang apa yang terjadi. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat, tetapi cuaca begitu gelap sehingga lampu-lampu masih menyala. Sejurus kemudian kata Van Zuylen: ‘Maaf tuan, untuk sementara saya berhenti menulis saja. Saya merasa gelisah’.”

“Baru saja ia mengatakan itu, tiba-tiba kami mendengar ribut-ribut. Laki-laki, perempuan, dan anak-anak berlarian sambil berteriak: ‘Banjir! Banjir!’. Van Zuylen dan saya segera keluar dan menawari orang-orang itu agar berlindung di rumah saya saja, karena rumah saya terletak di tempat yang agak tinggi dan dibangun di atas tiang. Tetapi tak lama kemudian air pasang kembali ke laut sehingga semuanya tenang kembali…”

“Ketenangan itu tak berlangsung lama: Sejurus kemudian air laut kembali lagi dengan debur dan gemuruh yang menakutkan. Di rumah saya saat itu sudah ada sekitar tiga ratus orang pengungsi. Saya mondar-mandir di antara mereka untuk agak menenangkan mereka. Tiba-tiba saya mendengar serambi depan runtuh dan air segera menerjang ke dalam rumah. Saya menganjurkan mereka untuk pindah ke serambi belakang. Baru saja saya mengatakan itu, tiba-tiba seluruh rumah roboh berantakan dan kami semuanya terseret oleh arus air.”

“Setelah itu saya tak tahu lagi apa yang terjadi. Saya berhasil meraih sekerat papan dan mengapung mengikuti aliran air, sampai kaki saya tersangkut sesuatu sehingga papan itu harus saya lepaskan. Setelah itu saya berhasil menggapai beberapa keping atap. Saya berpegangan erat-erat sampai air kembali ke laut dan kaki saya menginjak tanah. Saya menggunakan jas saya untuk melindungi kepala dari hujan lumpur.”

“Di kejauhan saya mendengar suara minta tolong dari laki-laki, perempuan, dan anak-anak, tetapi saya tak berdaya menolong. Saya tak bisa berdiri karena lemas, takut, dan terkejut, lagi pula tak terlihat apa-apa sebab gelap. Saya mendengar air datang lagi dengan kuatnya. Saya hanya bisa berdoa sejenak memohon penyelamatan nyawa kami semua sambil menyiapkan diri untuk menghadapi maut. Lalu saya dihanyutkan oleh air, diputarkan, lalu dicampakkan dengan kekuatan dahsyat. Saya terjepit di antara dua rumah yang mengapung. Saya tak bisa bernapas lagi rasanya. Saya mengira bahwa ajal saya sudah sampai. Tetapi tiba-tiba kedua rumah itu terpisah lagi. Kemudian Saya mendapat batang pisang yang tak saya lepaskan lagi…”

“Dengan batang pisang itu saya mengapung beberapa lama, berapa lama tepatnya saya tak tahu lagi. Waktu air surut, saya terduduk saja, barangkali sejam lamanya saya di situ tanpa bergerak. Di sekitar saya masih gelap gulita dan hujan lumpur berlangsung terus.”

Kontrolir Berteriak Minta Tolong

“Akhirnya Saya mendengar suara-suara manusia di dekat tempat itu. Saya memanggil, bangkit, lalu mulai berjalan tertatih-tatih dengan mata tertutup lumpur sambil meraba-raba jalan saya. Semua pakaian saya, kecuali baju kain flanel, telah tercabikkan dari badan saya. Saya berjalan dalam keadaan kedinginan di bawah hujan lumpur, tetapi tidak berhasil menemukan orang-orang yang saya dengar suaranya itu.”

“Saya menginjak semak-semak berduri dan kulit saya tercabik oleh duri rotan, sedang saya lebih banyak jatuh bangun daripada berjalan. Akhirnya saya mendengar ada orang berkata dalam bahasa Lampung: ‘Kita tak jauh dari sungai besar.’ Saya mempercepat jalan saya sedapatnya, menyapu lumpur dari mata saya lalu bergegas menuju ke arah suara tadi. Saya bertemu seorang Jawa, seorang Palembang, dan beberapa wanita Jawa.”

“Tak lama kemudian kami melihat cahaya obor dari jauh. Tanpa berhenti saya berteriak : ‘Tolong! Tolong! Saya kontrolir!’ Tetapi agaknya pembawa obor itu tak mendengar suara saya. Beberapa kali kami melihat cahaya itu, tapi kemudian menghilang di dalam kegelapan. Ketika itu semestinya sudah pukul delapan atau sembilan pagi, tetapi masih gelap gulita…”

“Akhirnya ada juga seorang pembawa obor yang datang mendapatkan kami. Saya katakan kepadanya siapa saya, lalu ia mengantarkan saya melewati hutan semak berduri dan mengarungi lumpur ke Kampung Kasugihan, kemudian diteruskan ke Penanggungan. Hari sudah pukul delapan malam waktu kami tiba di sana. Di kampung ini saya baru beristirahat sejam ketika kami mendengar gemuruh air, sehingga tempat ini juga masih belum aman. Kami melarikan diri lagi ke arah pegunungan. Setelah dua jam berjalan kami mencapai desa Payung yang terletak di lereng Gunung Tanggamus. Di tempat ini ada yang memberi saya sehelai sarung, sehingga saya berpakaian agak pantas.”

“Mujur bahwa saya mendapat sambutan baik dari kepala desa maupun rakyatnya, sehingga setiap hari saya bisa makan nasi dengan lauk ayam. Pada hari Selasa saya menyuruh orang untuk menyelidiki siapa-siapa yang masih hidup dari tempat-tempat di pantai. Hasilnya amat menyedihkan. Hampir seluruh Beneawang musnah. Saya perkirakan korban jiwa di daerah ini ada sekitar seribu orang. Banyak kampung lenyap. Di banyak desa terjadi kelaparan.”

“Mohon dikirim beberapa potong pakaian, sebab saya tak mempunyai apa-apa lagi, juga sepatu dan selop.”

Hujan Batu Apung Membara dan Abu Panas

Menurut laporan resmi, di Beneawang sekitar 250 orang meninggal, termasuk hampir semua pemuka adat daerah itu yang berkumpul untuk menyambut kedatangan Residen. Termasuk Van Zulyen, Klerk Griffier pembantu Le Sueur, satu-satunya orang Belanda yang tewas. Kampung-kampung di sebelah barat dan timur Teluk Semangka mengalami penghancuran total atau sebagian; di Tanjungan dan di Tanjung Beringin yang terletak di dekatnya, 327 orang dinyatakan hilang, di Betung yang berdekatan, 244 orang. Dari Ketimbang di pantai Teluk Lampung kita ikuti kisah kontrolir Beyerink yang lebih mengenaskan, karena ia pribadi kehilangan seorang anggota keluarganya dalam malapetaka itu.

“Pada Minggu sore, tanggal 26 Agustus itu distrik kami ditimpa hujan abu dan batu apung yang membara. Rakyat melarikan diri dalam suasana panik. Abu yang jatuh itu begitu panasnya, sehingga hampir semua orang menderita luka bakar pada muka, tangan, dan kaki. Di antara penduduk yang berjumlah kurang lebih tiga ribu orang yang mengungsi bersama saya ke daerah yang lebih tinggi, paling sedikit ada seribu orang yang meninggal karena luka bakar. Seorang di antara anak saya juga ikut meninggal. Kami terpaksa memakamkannya dalam abu.”

Antar pukul sembilan dan sepuluh malam air mulai menggenangi rumah kontrolir. Ini merupakan dorongan kuat bagi Beyerink untuk mengajak keluarganya yang terdiri atas istrinya dan kedua anaknya yang masih kecil memgungsi ke Kampung Umbul Balak di lereng Gunung Rajabasa.

Semalam-malaman turun hujan kerikil dan abu, hari Minggunya sampai pukul sebelas hujan deras, paginya antara pukul sembilan dan sepuluh jatuh kepingan-kepingan batu apung, ada yang sebesar kepala. Ledakan-ledakan sudah terdengar terus-menerus sejak hari Minggu dan sejak hari Senin tercium bau belerang.

Gelegar letusan terhebat terdengar sekitar pukul sepuluh, disusul segera oleh kegelapan total. Tak lama kemudian mulai turun abu panas, yang rasanya sangat nyeri saat mengenai kulit. Ini berlangsung kira-kira seperempat jam, mungkin lebih lama, disertai uap belerang yang menyesakkan napas. Sesudah itu turun hujan lumpur, yang melekat pada tubuh seperti lem, tetapi lebih mending daripada abu panas yang mengakibatkan luka-luka bakar.

Lumpur dan abu silih berganti berjatuhan semalam suntuk, mungkin juga sampai Selasa pagi. Selama lima hari Beyerink dengan keluarganya menderita di bawah tempat berteduh yang sederhana, dikelilingi sejumlah besar rakyat yang ikut melarikan diri ke tempat itu. Mereka semuanya sangat menderita, terutama oleh luka-luka bakar yang tak diobati. Anak terkecil keluarga Beyerink akhirnya meninggal karena luka-lukanya dan keadaan yang menyedihkan itu.

Akhirnya mereka dibebaskan oleh kapal bargas Kedirie yang pada Sabtu pagi, tanggal 31 Agustus membuang sauh di Teluk Kalianda. Nakhoda kapal beserta beberapa anak buahnya melakukan peninjauan ke darat. Mereka mendengar bahwa kontrolir dan keluarganya mengungsi di Umbul Balak. Mereka bergegas menjemputnya. Dengan bantuan tandu keluarga yang malang itu akhirnya dapat dibawa ke pantai dan hari itu juga Kedirie bertolak ke Jakarta.

Tersangkut Di Pohon

Kapal bargas Kedirie menyelamatkan sejumlah korban, di antaranya seorang kakek yang berumur sekitar enam puluh tahun, bernama Kimas Gemilang, yang kemudian dirawat di rumah sakit umum di Jakarta. Dalam sebuah wawancara dengan harian berbahasa Belanda ia mengisahkan pengalamannya sebagai berikut:

“Pada hari Senin pagi, sekitar pukul enam, saya menuju ke pantai, tak jauh dari rumah saya di Ketimbang. Saya melihat permukaan air laut sangat tinggi, jauh lebih tinggi daripada sehari-hari, tetapi saya tidak melihat gelombang atau hal lain yang mencurigakan. Sekitar sepuluh menit kemudian, saya melihat air menggulung dari kejauhan, warnanya hitam dan tingginya menyerupai gunung. Saya hendak melarikan diri, tetapi sudah tak keburu sebab air telah mencapai saya, sehingga saya terseret. Mujurnya, saya tersangkut pada batang pohon besar. Saya memanjat pohon itu sampai ke puncaknya. Tak lama sesudah itu air menghilang sama cepatnya seperti tibanya tadi. Setelah lewat lima menit gelombang pasang itu datang kembali. Saya tetap bertengger di pohon, tak berani turun. Sesudah lewat sekitar satu jam air pasang tak kembali lagi, barulah saya perlahan-lahan merosot ke bawah. Tetapi saya tak mampu berjalan karena cedera akibat hempasan gelombang tadi. Jadi saya duduk dan rebah di bawah pohon penyelamat itu beberapa hari dan beberapa malam dalam keadaan antara sadar dan tidak, seperti terbius, tanpa mengetahui apa yang terjadi di sekeliling saya. Tentu saja selama beberapa hari itu saya tidak makan dan minum sampai suatu pagi, saya sudah tak tahu lagi hari apa, ada seorang Cina menghampiri saya, lalu mengangkat saya ke perahunya. Di tengah laut kami ditolong oleh sebuah kapal api yang membawa saya kemari.”

Demikianlah kisah beberapa saksi mata yang mengalami secara pribadi malapetaka Krakatau itu. Para pengamat waktu itu setelah mengumpulkan data yang diperoleh, menyimpulkan bahwa letusan Krakatau bulan Agustus 1883 itu tidak disertai atau didahului oleh gempa kuat. Di beberapa tempat memang terasa guncangan ringan.

Bulan dan Matahari Berwarna-Warni

Yang meminta korban jiwa maupun kerusakan paling berat adalah air pasang yang melanda pantai-pantai yang berbatasan dengan Selat Sunda dan utara Pulau Jawa. Hanya sebagian kecil korban diakibatkan oleh abu panas, sedang awan panas dan gas beracun tak tercatat. Dari laporan-laporan ternyata bahwa gelombang pasang itu terjadi tiga kali, yang pertama pada hari Minggu pukul 18.000, pada hari Senin sekitar pukul 06.30, dan pukul 10.30. Gelombang yang terakhir adalah yang terbesar, yang menyebabkan kerusakan paling banyak.

Penghancuran Teluk Betung dan Caringin terutama diakibatkan oleh gelombang yang terakhir itu. Setelah aktif selama 121 hari sejak bulan Mei dan puncak ledakan tanggal 28 Agustus itu akhirnya semuanya menjadi tenang kembali. Krakatau lenyap seperti ditelan bumi; hampir seluruh belahan utara pulau itu hilang. Yang tinggal hanya bebatuan sepanjang 813 meter. Gunung berapi Danan dan Perbuatan juga gaib, dan di tempat itu terbentuk kaldera raksasa yang berdiameter 7,4 km. Abu halus yang dilontarkan ke angkasa ditiup ke arah barat oleh angin dan keliling dunia dengan kecepatan 121 km tiap jamnya. Setelah enam minggu, dalam bulan Oktober 1883 suatu sabuk debu dan abu halus menyebar sekitar bumi. Hanya dua hari setelah letusan abu halus itu sudah meliputi benua Afrika dan lima belas hari kemudian telah mengitari bumi, mengkibatkan suatu kabut di seluruh daerah khatulistiwa yang menyebar sedikit demi sedikit.

Pada tanggal 30 Nopember kabut itu mencapai Eslandia. Kabut itu menyebabkan pelbagai dampak optik, termasuk senja kala yang gilang-gemilang, matahari dan bulan berwarna, dan munculnya corona. Di banyak tempat di dunia terlihat matahari atau bulan berwarna merah jambu, hijau, biru. Enam bulan setelah letusan Krakatau, penduduk Missouri di Amerika Serikat melihat matahari kuning dengan latar belakang langit hijau.

Sebuah majalah populer Belanda memberi judul karangan tentang letusan Krakatau: ‘LEBIH HEBAT DARI BOM ATOM.’

Ledakan bom atom bukan apa-apa dibandingkan dengan letusan Krakatau. Bom atom pertama yang diledakkan sebagai percobaan di dekat Los Alamos pada tanggal 16 Juni 1945 memancarkan energi sebesar 0,019 Megaton, sedangkan ledakan Krakatau diperkirakan sebesar 410 megaton! Kekuatan letusan itu setara dengan 21.428 bom atom. Sedangkan korban jiwa yang direnggutnya oleh gelombang pasang merupakan yang tertinggi yang pernah tercatat sampai hari ini. Ini belum terhitung korban tidak langsung yang meninggal oleh penyakit dan kelaparan yang terjadi kemudian. []

Selasa, 23 Agustus 2011

Sepuluh Motor yang Paling Mudah Dicuri


» Official Launch Piaggio Indonesia

VIVAnews - Semakin menjamurnya sepeda motor otomatis atau skutik menjadikan motor ini menjadi target utama, sekaligus kendaraan yang paling disukai oleh maling. Tidak hanya di Indonesia, hal itu juga terjadi di Inggris. Sebab, dari 10 motor yang paling banyak dicuri pada 2010 lalu, sebagian besar merupakan motor skutik.

Seperti dilansir Visordown, Selasa 23 Agustus 2011, skutik buatan Italia, Piagio mendominasi daftar kendaraan yang paling banyak diincar kawanan pencuri di Inggris. "Piagio Gilera Runner berada di posisi pertama, disusul Piaggio Vespa (125cc and variants), dan Piaggio Zip," kata Head ACPO Vehicle Crime Intelligence Service (AVCIS), Detective Chief Inspector Mark Hooper.

Daftar ini, lanjutnya, menjadi rujukan bagi para pemilik motor -yang berharga terjangkau- untuk lebih memperhatikan sistem keamanan. Pasalnya, kawanan maling hanya butuh 10 detik untuk membuka kunci setir dan beberapa detik lagi untuk memasukkan motor ke dalam mobil terbuka atau van.

"Jadi harus lebih berhati-hati, terutama saat memarkir kendaran. Dan jika disimpan di dalam garasi, jangan lupa untuk mengkuncinya," pesan Hopper.

Skutik menempati daftar motor paling banyak dicuri di Inggris, dengan 5 model Piaggio berada di dalam daftar seperti Vespa, Zip dan NRG. Sedangkan sisanya merupakan motor sport buatan Jepang, seperti Yamaha dan Honda.

Berikut daftar motor paling sering dicuri di Inggris:

1. Gilera Runner
2. Piaggio Vespa
3. Piaggio Zip
4. Peugeot Speedflight
5. Piaggio NRG
6. Honda SCV
7. Piaggio ET2
8. Yamaha YZF
9. Piaggio Typhoon
10. Yamaha DT 125

10 Makanan Indonesia Paling Disukai Bule

Indonesia memang terkenal memiliki kasahah budaya yang beragam, mulai dari rumah adat, tarian, budaya dan yang tak ketinggalan adalah makanan. Ya ! Indonesia memang mamiliki berbagai jenis makanan yang beragam, Nah yang akan saya post disini adalah tentang makanan indonesia yang paling disukai ama lidah orang luar negeri (kita harus bangga karna indonesia mempunya berbagai jenis makanan yang beraneka ragam), mau tahu apa sajakah makan indonesia yang disukai ama orang asing

1. gado-gado



2. sate



3. bakso



4. siomay



5. ketoprak



6. gudeg



7. pecel lele



8. nasi kuning



9. nasi goreng



10. soto betawi

Senin, 22 Agustus 2011

Benarkah Manusia Punya Gen Alien?



Berencana membuat silsilah keluarga yang tidak biasa? Jangan khwatir. Ilmuwan MIT dan Harvard University memperkirakan, dulu manusia punya kerabat yang tinggal di Mars.

Meskipun gagasanj ini tampak seperti lelucon, namun jangan tertawa. Menurut MIT News, banyak ilmuwan yang menganggap kehidupan Bumi sebenarnya berasal dari organisme yang hidup di planet merah itu lalu terbawa ke Bumi via meteorit.

Untuk membuktikan teori itu, ilmuwan Massachusetts Institute of Technology dan Harvard University mengembangkan instrumen penelitian yang menawarkan bukti. Ini disebut Search for Extra-Terrestrial Genom (SETG).

Mereka mencari tahu kehidupan Mars dengan melibatkan urutan molekul DNA atau RNA yang ditemukan di Bumi dan Mars. Ilmuwan percaya kedua planet ini memiliki iklim yang hampir sama di masa awal pembentukan tata surya. Karenanya, ada kemungkinan perkembangan kehidupan pun mirip di kedua planet itu.

Ditambah, banyak bukti menunjukkan karena asteroid, sejumlah materi Mars meluncur ke Bumi berupa batuan. "Ini merupakan penelitian panjang. Tapi, jika kita pergi ke Mars dan menemukan sesuatu yang berhubungan dengan manusia, maka kita sebenarnya berasal dari Mars,” ujar ilmuwan MIT, Christopher Carr.

Carr dan tim optimistis karena penjelajahan di Mars sebelumnya menunjukkan keberadaan air di planet itu. "Mars menjadi tempat terbaik untuk mencari kehidupan di atas permukaan," kata Carr lagi.

Walaupun membutuhkan dua tahun untuk desain dan uji coba perangkat SETG, ilmuwan berharap penelitian ini mampu menjadi informasi unggulan bagi misi masa depan Mars. SETG dapat berfungsi sebagai alat analisis organisme potensial dan melakukan pemisahan genetis dari objek yang ditemukan.

“Kita mungkin saja berasal dari Mars. Karenanya, kita harus mencari kehidupan di Mars yang berhubungan dengan manusia,” ujar Carr.

Sabtu, 20 Agustus 2011

Cara Mengatasi Kesulitan Dengan Sedekah

Sering sekali penulis melihat buku-buku tentang anjuran bersedekah dan mendengar ceramah-ceramah tentang bersedekah, kemudian melihat beberapa ayat Al-Quran tentang sedekah.

Berikut beberapa ayat tentang anjuran bersedekah :

Surat Ali Imran, ayat: 92, dan 180.


لَن تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّىٰ تُنفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ وَمَا تُنفِقُوا مِن شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّـهَ بِهِ عَلِيمٌ ﴿٩٢﴾

 ''Engkau tak akan mendapatkan kebaikan apa pun hingga kalian menyedekahkan sebagian harta yang paling kalian cintai. Ketahuilah, apa pun yang kalian infakkan, Allah pasti mengetahuinya.''
(QS. Ali 'Imran: 92).


Surat AL-Imran , ayat 180 :

وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّـهُ مِن فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَّهُم ۖ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَّهُمْ ۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ وَلِلَّـهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۗ وَاللَّـهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
﴿١٨٠  ﴾

 "Dan janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka bahawa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi." (QS: Ali Imran: 180)

Dengan mengamat ayat diatas dapat kita simpulkan bahwa :
- Dianjurkan untuk bersedekah agar kita mendapatkan balasan kebaikan dari Allah SWT.
- Menjelaskan bahwa harta yang kita miliki bukanlah milik kita seutuhnya dan ada hak orang lain didalamnya.
- Dengan bersedekah melancarkan amal ibadah kita yang lainnya agar diterima Allah SWT.
- Dianjurkan menyedekahkan harta terbaik yang kita miliki.
- Menunjukkan kepada manusia, segala apa yang ada dilangit dan di bumi semuanya adalah milik Allah SWT, jadi manusia tidak boleh berbangga diri dari apa yang telah diusahakannya.


Kemudian beberapa hadist Rasulullah SAW tentang fadhilah bersedekah, antara lain:
 “Orang yang mengusahakan bantuan (pertolongan) bagi janda dan orang miskin ibarat berjihad dijalan Allah dan ibarat orang yang shalat malam. Ia tidak merasa lelah dan ia juga ibarat orang berpuasa yang tidak pernah berbuka”. (Hadis Riwayat: Imam Bukhari)

 "Barangsiapa ingin doanya terkabul dan dibebaskan dari kesulitannya hendaklah dia mengatasi (menyelesaikan) kesulitan orang lain”.  (Hadis Riwayat: Imam Ahmad)

 “ Bentengilah hartamu dengan zakat, obati orang-orang sakit (dari kalanganmu) dengan Bersedekah dan persiapkan doa untuk menghadapi datangnya bencana”. (Hadis Riwayat: Imam Ath-Thabrani)

 “ Tiap muslim wajib Bersedekah. Para sahabat bertanya, "Bagaimana kalau dia tidak memiliki sesuatu?" Nabi s.a.w. menjawab, "Bekerja dengan keterampilan tangannya untuk kemanfaatan bagi dirinya lalu Bersedekah." Mereka bertanya lagi. Bagaimana kalau dia tidak mampu?" Nabi menjawab: "Menolong orang yang memerlukankan yang sedang teraniaya" Mereka bertanya: "Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?" Nabi menjawab: "Menyuruh berbuat ma'ruf." Mereka bertanya: "Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?" Nabi s.a.w. menjawab, "Mencegah diri dari berbuat kejahatan itulah sedekah."  (Hadis Riwayat: Imam Bukhari dan Imam Muslim)

“ Orang yang membatalkan pemberian (atau meminta kembali) sedekahnya adalah seperti anjing yang makan kembali muntahannya”. (Hadis Riwayat: Imam Bukhari)

 " Barangsiapa diberi Allah harta dan tidak menunaikan zakatnya kelak pada hari kiamat dia akan dibayang-bayangi dengan seekor ular bermata satu di tengah dan punya dua lidah yang melilitnya. Ular itu mencengkam kedua rahangnya seraya berkata, "Aku hartamu, aku pusaka simpananmu." Kemudian nabi s.a.w. membaca firman Allah surat Ali Imran ayat 180: "Dan janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka bahawa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi." (Hadis Riwayat: Imam Bukhari)



Jika diperhatikan dari hadist-hadist di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa :
- Orang yang bersedakah terhadap orang miskin dan janda-janda, diibaratkan seperti orang yang sedang berjihad dan Sholat malam.
 Jadi kalau mau jihad ndk perlu pakai bom segala, tapi dengan cara yang lebih baik dengan menolong orang lain dengan sedekah.

-  Jika mengalami kesulitan dan mempunyai hajat kita disuruh bersedekah, jadi bukan nunggu kaya baru bersedekah. Sedekah tidak sepenuhnya berbentuk harta atau uang, tapi bisa dengan jasa menolong orang lain sesuai keahlian yang dipunya.

- Tidak diperbolehkan mengambil kembali barang yang telah diberikan. Perumpaan jika kita mengambil barang atau uang yang telah kita berikan kepada orang lain seperti anjing yang makan muntahnnya kembali (hehehhehehe....jorok banget bukan???????????)

- Yang lebih penting yang harus diingat kita dianjurkan untuk berzakat, jadi Zakat adalah wajib dan sedekah adalah sunnah.

http://www.syahli.com/2011/05/cara-mengatasi-kesulitan-dengan-sedekah.html

Jumat, 19 Agustus 2011

Di Jerman, Tempe Jadi Barang Mewah


Di kota Berlin, Jerman, yang sangat multikultur, mencari makanan Asia bukan perkara sulit. Misalnya saja di kawasan Wedding, yang merupakan salah satu kantung daerah imigran yang didominasi berbagai bangsa di Asia.

Toko-toko Turki dan Asia lainnya menjual berbagai bahan makanan sehari-hari yang serupa dengan yang biasa para imigran kenal di kampung halamannya. Ini obat kangen untuk mereka.

Toko Vinh Loi di Seestrasse, adalah toko yang tiap hari ramai kedatangan pembeli. Mereka kebanyakan orang Asia yang mencari cabai keriting, bayam, sampai kacang panjang. Selain itu banyak juga orang Jerman yang gemar berburu makanan Asia.

Tempe pun dijual di toko milik orang Vietnam ini. Namun jangan bayangkan harga tempe semurah di Indonesia. Satu tempe ukuran batu bata 400gr dibandrol 1,79 Euro atau setara Rp 28.319. Harga tempe di Jerman juga nyaris sama dengan sekilo paha ayam yang dibandrol 1,99 Euro.

Wuih, tentu saja beda jauh dengan harga tempe di Indonesia. Namun kalau sudah kangen, tetap dibeli juga.

“Habis mau bagaimana lagi, kangen mau masak kering tempe,” kata Fitriani (27) mahasiswi Indonesia di Berlin.

Impor adalah salah satu faktor kenapa bahan makanan Asia harganya lebih mahal.

Namun ternyata, tempe di Jerman tidak diimpor dari Indonesia. Jerman sudah membuat sendiri tempe mereka dengan nama yang sama: Tempe.

Tempe dibuat oleh perusahan lokal Jerman yaitu Natural Vegetarian Food b.v. Rupanya, hari ini bukan batik khas Indonesia saja yang sudah diproduksi oleh perusahaan tekstil lokal di Cina.

9 Mahkluk Misterius Yang Belum Terpecahkan Di Dunia



Bagaimanapun juga tetap menarik untuk membahas mereka karena tidak ada seorang pun yg tau pasti mengenai kebenaran eksistensi mereka hingga masih menjadi misteri sampai saat ini. Kita mulai saja daftar 10 makhluk plg misterius abad ini.

1. Bigfoot/Sasquatch/Yeti.
Ciri-ciri:
  • Lebih tinggi dari standar manusia dewasa (7 hingga 8 kaki).
  • Tubuh ditutupi oleh bulu coklat panjang (putih pada kasus Yeti).
  • Memiliki tenaga yg kuat.
  • Kaki yg besar dan lebar.
  • Memiliki teriakan yg memekakkan telinga.
  • Bentuk tubuh nya menyerupai manusia(kontur muka,berjalan di atas 2 kaki,berbadan tegap,dll).
Makhluk besar berbulu yang berjalan seperti manusia itu disebut-sebut bersembunyi di hutan-hutan atau wilayah yang sulit kita jangkau. Di Amerika utara mereka disebut Bigfoot atau Sasquatch. Tidak jelas apakah itu species baru dari monyet ataukah sebuah missing link dari evolusi manusia?

Di Asia, terutama kawasan Himalaya, mereka dikenal dengan Yeti atau manusia salju yang mengerikan. Di Amerika Selatan, kawasan Amazon, ada sebutan Mapinguari, sedang di Australia julukannya adalah Yowie.

Benarkah makhluk-makhluk itu ada di alam nyata? Seorang Sherpa tua di Himalaya pernah berkata, “Yeti itu ada di balik pikiran semua manusia, hanya mereka yang diberkatilah yang tidak dihantui makhluk itu.

Ada atau tidak, yang jelas banyak kebudayaan memiliki cerita tentang manusia berbulu. Penampakan mereka di Amerika Utara dan Asia sudah dibicarakan sejak awal tahun 1800-an. Walau sudah banyak cerita, foto, dan jejak kaki mereka, namun sejauh ini belum pernah ada bukti ilmiah bahwa mereka ada.

Tidak pernah ditemukan kotorannya, tulang belulangnya, serta tubuhnya, hidup atau mati.

Baru2 ini 2 orang pemburu mengklaim telah menemukan mayat sang raksasa itu di wilayah utara Georgia, negara bagian Amerika Serikat.

Kedua pemburu yang tidak disebut namanya itu adalah teman dari Tom Biscardi, pimpinan “Pelacak Bigfoot”, sebuah kelompok yang sejak lama memang mencari jejak mahluk legenda ini.

Bigfoot adalah mahluk legendaris yang sampai sekarang belum benar-benar bisa dibuktikan apakah memang ada atau hanya sekadar khayalan penulis fiksi. Kabar penemuan Bigfoot ini segera menarik minat ribuan orang yang bergegas mengakses situs kelompok Biscardi (Searching For Bigfoot: HomePage)

Hasilnya, situs itu crash karena tak kuat menanggung beban banyaknya pengakses.

2. Loch Ness Monster and other Lake monster.
Ciri-ciri:
  • Makhlus raksasa dengan leher panjang.
  • Kepala yg mirip dengan kuda.
  • Tinggal di perairan seperti danau atau samudra.
Loch Ness Monster dipercaya hidup di perairan Danau Loch Ness wilayah utara Skotlandia, Inggris. Ratusan orang selama ratusan tahun mengklaim pernah melihat wujud monster menyembul di permukaan danau yang senantiasa tenang itu. Namun hingga kini, monster yang berjuluk Nessie itu tetap menjadi misteri. Apakah monster ini memang ada?

Sejumlah ilmuwan selama puluhan tahun terakhir berupaya keras melakukan serangkaian penelitian terhadapnya, namun Nessie–seperti kebanyakan makhluk legenda lainnya–memilih untuk menyembunyikan identitasnya, mengubur diri di kedalaman danau yang belum terselami hingga ke dasarnya itu.

Kisah tentang Nessie diawali oleh sebuah deskripsi dalam naskah kuno dari abad ke-7. Dalam sebuah catatan tentang rohaniawan Kristen berjudul “Life of St Columba” tulisan Adamnan, ada satu penjelasan mengenai sesosok monster di Danau Loch Ness.

Disebutkan pada tahun 565, rohaniawan St Columba menolong orang-orang Suku Pict (penduduk Skotlandia Kuno) yang tiba-tiba diserang makhluk air raksasa saat berlayar di Danau Loch Ness. Dengan merapal doa dari daratan, St Columba berhasil mengusir monster tersebut.

Sejak itu, tak ada penjelasan lagi soal Nessie, tetapi ia tetap dibicarakan hingga penghujung tahun 1800-an. Lalu di tahun 1930-an, isu kemunculan Nessie kembali ramai diberitakan.

Penampakan-penampakan Nessie:
Di abad ke-20, laporan pertama muncul pada April 1933 oleh pasangan suami istri John Mackay yang mengendarai sepedamotor di tepi jalan raya Danau Loch Ness. Mereka mengaku melihat Nessie sedang berjemur di tengah danau.

Kisah menggemparkan merebak pada 22 Juli 1933, saat George Spicer dan istrinya melaporkan penampakan sosok makhluk raksasa melintas di depan mobil mereka di sekitar Danau Loch Ness.

Dideskripsikan, makhluk itu setinggi 1,2 meter dengan tubuh sepanjang 8 meter, leher memanjang mirip belalai gajah sepanjang 3 meteran, sementara kepalanya kecil. Makhluk itu melintas berpuluh meter di depan mobil mereka.

Laporan lain pada 5 Januari 1934, seorang pengendara sepedamotor, Arthur Grant, melaporkan hampir menabrak sesosok “dinosaurus” di tepian utara Danau Loch Ness. Pukul 01.00 dinihari saat purnama, ia terkejut melihat kemunculan leher yang panjang di sisi jalan.

Makhluk itu menatapnya sesaat sebelum beranjak masuk ke dalam air. Ia pun mengejar makhluk itu, namun hanya melihat riapan air di permukaan danau.

Lantas pada 5 Juni 1934, seorang pembantu rumah tangga bernama Margaret Munro mengaku mengamati makhluk raksasa selama 20 menit. Pukul 06.30 pagi, dari jarak 180 meter, ia melihat gerakan di tepi Danau Loch Ness.

Disebutkannya, “monster” itu berkulit kasar mirip gajah, berleher panjang, kepala kecil dengan dua sirip pendek yang lebar menyerupai kaki. Makhluk itu kemudian menyelam ke dalam danau.

Bulan Mei 1943, CB Farrel dari Royal Observer Corps (Korps Observer Kerajaan Inggris) dikejutkan dengan penampakan Nessie di Loch Ness. Ia berada pada jarak 225 meter dari sesosok makhluk raksasa bersirip seukuran 9,6 meter dengan leher sepanjang 1,6 meter yang tiba-tiba muncul dari dalam air. Ia melaporkan secara resmi penampakan ini ke London.

Kemudian pada Desember 1954, sonar sebuah kapal nelayan Rival III menangkap citra makhluk raksasa kira-kira 150 meter di bawah kapal mereka di Danau Loch Ness. Citra tersebut muncul selama pelayaran setengah mil, sebelum akhirnya hilang dari pantauan.

Laporan sejenis banyak bermunculan hingga 1963, sampai akhirnya sebuah rekaman kamera amatir menampakkan sosok Nessie dari jarak sekian mil selama beberapa menit.

Foto dan Rekaman:
Yang pertama kali mengklaim berhasil memotret Nessie adalah seorang pemuda tak dikenal. Ia mengabadikan gambar bayangan punggung Nessie yang sedang bermain air (1933). Foto ini tak jelas, kecuali siluet hitam berliku dan air yang menyembur.

Foto pertama yang paling menggemparkan dunia adalah buah karya R Kenneth Wilson pada 1934. Dokter ahli bedah ini memang sangat tertarik dengan legenda Nessie. Fotonya ini menjadi salah satu bukti penting tentang Nessie (di zamannya) yang memperlihatkan sosok makhluk berleher panjang, kepala kecil dan sebagian punuk yang menyembul di permukaan danau. Foto ini dikenal dengan kode “Surgeon’s Photo”. Setelah dikaji selama berpuluh tahun, pada 1994, foto ini dinyatakan hanya tipuan dan rekayasa.

Foto lainnya adalah karya Peter A Macnab (1955). Ia memotret bayangan punggung Nessie yang berenang di dekat sebuah kastil di Teluk Urquhart, Danau Loch Ness. Potret ini disimpan untuk diteliti.

Sementara pada 1938, GE Taylor, seorang turis asal Afrika Selatan mengklaim sebuah film tentang Nessie selama 3 menit dalam format film warna 16 mm.

Tetapi film ini tak pernah dipublikasikan secara terbuka. Beberapa ilmuwan menganggap ini rekaman asli (walau tidak begitu jelas) dan menjadi bukti ilmiah penting tentang Nessie.

Lalu rekaman gambar yang lain adalah buah karya Tim Dinsdale (1960), seorang insinyur penerbangan. Ia berhasil merekam punuk makhluk raksasa sedang melintasi danau dengan riak air yang bergelora.

Namun banyak yang menyangsikan film ini dan menyebutnya sebagai trik tipuan kamera semata. Namun penelitian ilmiah dengan peralatan lebih canggih di tahun 1993 meluruskan bahwa gambar tersebut adalah orisinil!

Beberapa ekspedisi dan penelitian dilakukan di sekitar Danau Loch Ness, namun tak satupun yang berhasil mengungkap misterinya. Bahkan ekspedisi ilmiah yang didanai British Broadcasting Corporation (BBC) pada 2003 juga tak membuahkan hasil. Tak ada yang tahu apakah Nessie ada atau tidak.

Apakah monster ini bersembunyi di bawah rerumputan Danau Loch Ness yang tebal di kedalaman sampai 240 meter? Ini tetap menjadi misteri yang menyelimuti danau sepanjang 37 km dengan lebar 8 km itu.

3. Chupacabra.
Ciri-ciri:
  • Sebesar simpanse.
  • Memiliki mata merah yg besar.
  • Lidah panjang mirip ular.
  • Kulit abu-abu dan berbulu.
  • Taring yg tajam.
  • Beberapa mengatakan chupacabra memiliki sayap.
Chupacabra atau yang biasa juga disebut El Chupacabara merupakan sebutan bagi Mutant/Monster misterius yang beberapa tahun belakangan ini menjadi teror bagi warga di Benua Amerika,terutama Amerika Tengah dan Amerika Latin.

Kata Chupacabra sendiri berasal dari bahasa Spanyol yang mempunyai arti “Pemangsa/penghisap Darah Kambing”,karena sejak kemunculannya di berapa dekade ahir-ahir ini,makluk misterius yang mempunyai kebiasaan menyerang kemudian menghisap darah hewan ternak,terutama Kambing,telah banyak diperbincangkan oleh warga di Benua Amerika.

Salah satu saksi mata asal Puerto Rico menceritakan pengalamannya bertemu dengan Mutant tsb pada awal tahun 90-an,Beliau menuturkan telah melihat makluk aneh,mirip seekor anjing,namun berjalan dengan dua kaki saja,dan memiliki jajaran tulang belakang membentang dari leher ke pangkal ekor,yang pada saat itu sedang memangsa salah satu ternaknya.Setelah dipergoki,Mutant misterius itu kemudian kabur dengan gaya berlari mirip dengan seekor Tyranosaurus Rex/T-Rex.

Legenda Chupacabra sendiri sudah mulai banyak diperbincangkan kira-kira pada tahun 1987,dimana salah suatu surat kabar harian Puerto Rico, El Vocero dan El Nuevo,melaporkan mengenai seringnya terjadi pembunuhan hewan-hewan ternak seperti Ayam, Kuda,Sapi Perahan dan Kambing di beberapa wilayah Negara tsb.Pertama kali, dugaan pembunuhan terhadap hewan-hewan ternak tsb dilakukan oleh beberapa oknum yang menganut aliran hitam.

Namun lambat laun dugaan ini hilang,dan ahirnya pembunuhan terhadap hewan ternak hampir menjalar di seluruh wilayah Negara Puerto Rico, sehingga banyak peternakan kehilangan kehidupan hewani-nya.

Setelah terjadi di Puerto Rico,Kejadian sama juga muncul di Negara-Negara Amerika Latin dan Amerika Tengah lainnya seperti Republik Dominika, Argentina, Bolivua, Chilie, Kolombia, Chilie, Honduras, El Salvador, Panama, Peru, Brazil, USA, dan Meksiko.

Pada saat itu juga,Berita mengenai Chupacabra mulai disiarkan beberapa kali oleh Chanel Televisi Inggris, Spanyol, dan negara2 Eropa lainnya.

Pada Juli 2004 kemarin,seorang peternak dekat San Antonio,telah membunuh makluk menyerupai anjing namun tidak berbulu yang telah membunuh beberapa ekor ternaknya.

Banyak yang beranggapan mutant misterius yang berhasil dibunuh oleh peternak tsb merupakan seekor Elmendorf Creature.Pada bulan Oktober 2004,makluk menyerupai Elmendorf Creatur terlihat kembali di wilayah peternakan San Antonio.

Kisah Lainnya juga dituturkan oleh peternak di wilayah Coleman,Texas yang bernama Leggie Lagow. Pada pertengahan tahun 2005,dia berhasil mengangkap seekor binatang aneh yang belum pernah ia kenal sebelumnya.Menurut penuturannya dia curiga mengenai kematian sejumlah ayam dan kalkun peliharannya yang belakangan sering terjadi di peternakannya.

Pada Bulan April tahun 2006, MosNews melaporkan bahwa Chupacabra terlihat untuk permakalinya di Rusia.Laporannya dimulai dari wilayah Rusia tengah pada tahun 2005,dimana diceritakan oleh saksi mata,seekor makluk aneh telah membunuh tiga puluh ekor kalkun dalam waktu semalam dan menghisap darahnya.

Laporan selanjutnya dari sebuah desa di Neigboring Rusia, diberitakan 30 ekor domba dibunuh secara misterius dengan ciri indung telur tebuai keluar dan darah di bagian dalam hewan-hewan tsb telah kering seperti habis terhisap.

Sejauh ini sudah banyak bukti-bukti mengenai keberadaan makluk ini,baik berupa bangkai/ maupun kesaksian2 yang dituturkan oleh para warga.Beberapa penemuan bangkai/perburuan yang dilakukan warga terhadap hewan misterius tsb, diserahkan oleh para ahli kedokteran hewan untuk diteliti lebih lanjut.

Banyak pula orang Puerto Rico beranggapan Bahwa Chupacabra merupakan makluk dari hasil rekayasa Genetika dari suatu lembaga penelitian Amerika Serikat,yang kabur dari Laboratorium di El Yunque,sebuah laboratorium di Timur Puerto Rico yang telah rusak diporak porandakan oleh terjangan angin topan di awal tahun 90′an. Tak sedikit pula orang-orang yang menganggap Chupacabra ada hubungan erat dengan Makluk Asing (alien / ET).

4. Mongolian Death Worm.
Ciri-ciri:
  • Panjang antara 2-5 kaki.
  • Warna kuning.
  • Berbentuk cacing gemuk.
Monster yang tinggal dikawasan gurun gobi ini termasuk dalam golongan mahluk kritozoologi.

Wujudnya berupa sesosok cacing gemuk, dengan panjang antara 2-5 kaki (0.6 s/d 1.5 meter), warna kuning katanya sangat menarik perhatiannya

Di tempat asalnya, dia diberi nama allghoi (atau orghoi) khorkhoi (хорхой) yang berarti “cacing darah”, julukan itu diberikan karena pada suatu kali terlihat, mahluk tersebut dilaporkan berbentuk seperti usus sapi besar yang berwarna merah.

Kemampuan mengerikan lainnya adalah, mahluk ini dapat menyemburkan racun berwarna kuning ketika diserang serta kemampuan untuk membunuh dari jarak jauh (sengatan listrik)

Salah seorang penyelidik hewan ini adalah seorang penulis bernama Ivan Mackerle, mengatakan dalam tulisannya di majalah Fate (Juni 1991) bahwa monster ini membunuh mangsanya dengan sengatan listrik.

Ahli kehewanan dari Inggris bernama Karl Shuker berhasil mendapatkan perhatian dari pemerintah inggris untuk meneliti mahluk ini lebih lanjut karena meluncurkan bukunya pada tahun 1996 yang berjudul The Unexplained.

Diikuti oleh yang lain setelah tahun - tahun berikutnya, beberapa pelajar mennulis penelitian tentang hewan ini dan karya tulis tersebut dicetak ulang dalam bentuk buku berjudul The Beasts That Hide From Man. Sedangkan Loren coleman menulis penelitian hewan ini dalam buku berjudul Cryptozoology A to Z

Sebuah ekspedisi gabungan dilakukan pada tahun 2005 oleh Centre for Fortean Zoology dan E-Mongol untuk meneliti dan melaporkan keberadaan hewan ini.dalam ekspedisi tersebut tidak menemukan bukti apapun tentang keberadaan hewan ini.

Tapi adanya teori kemungkinan tentang keberadaan hewan ini di dasar tanah wilayah gurun gobi, sepanjang area mongolia/ perbatasan cina.

5. Tsuchinoko.
Ciri-ciri:
  • Berjalan seperti manusia.
  • Memiliki semacam tempurung di kepala nya.
  • Tinggal di daerah danau atau sungai.
Kappa (anak-sungai), juga biasa disebut Gatarō (bocah-sungai) atau Kawako (anak-sungai) adalah mahluk legendaris yang dipercaya sebagai roh sungai dan sering dijumpai dalam cerita rakyat jepang.

Tetapi sekarang, mahluk ini masuk dalam golongan “hewan yang belum ditemukan (cryptozoology)” hal ini disebabkan karena adanya beberapa saksi yang menyaksikan penampakan mahluk tersebut. dalam agama Shinto mereka termasuk dalam golongan Suijin (dewa air).

Sebagian besar orang menggambarkan Kappa seperti anak kecil,bentuk tubuhnya separuh manusia separuh katak (beberapa mengatakan monyet), beberapa orang lainnya menggambarkannya seperti seekor kura kura dengan paruh seperti bebek.

Pada beberapa gambar menunjukan bahwa Kappa mempunyai tempurung tebal dan kulit yang bersisik yang warnanya hijau kekuning kuningan atau biru, habitat kappa adalah sungai atau danau yang berada di jepang dan tubuhnya di lengkapi dengan fitur yang mendukung kehidupannya dengan lingkungannya, seperti tangan dan kaki yang berselaput, baunya seperti ikan dan pandai berenang seperti ikan.

Kappa juga dikenal sebagai pembuat ulah,keonaran kecil yang biasa ditimbulkan adalah mengeluarkan suara kentut yang keras atau mengintip kimono dalam wanita(fokers bgt ).

Ulah lain yang lebih ganas adalah mencuri hasil kebun, menculik anak2 atau memperkosa wanita.Diceritakan bahwa anak kecil adalah santapan favorit kappa, selain itu kappa juga memakan orang dewasa. Mereka memakan shirikodama = isi perut, darah, hati atau zat kehidupan manusia melalui anusnya.

Sampai sekarang, tanda bahaya bergambar kappa dipasang di beberapa perairan kota dan desa desa jepang,karena kappa takut terhadap api maka pada festival perayaan panen atau festival2 lain.Masyarakat membakar kembang api untuk mengusir mahluk ini.

Tidak semua Kappa jahat terhadap manusia, sebagian dari mereka sangat tertarik dengan kehidupan manusia, bahkan mereka mengerti dan sanggup berbicara dengan bahasa jepang.Kadangkala ketika mereka bertemu dengan manusia, Kappa selalu mengajak manusia untuk beradu kemampuan dalam permainan Shogi (catur jepang) dan sumo.

Kabarnya mereka bisa bersahabat dengan manusia jika manusia memberikan hadiah kepada mereka berupa ketimun(bagi yg maen Harvest Moon pasti tau).Makanan yang paling disukai oleh Kappa selain anak manusia,sebagian orang - orang tua di jepang biasanya menuliskan nama anak mereka atau nama mereka sendiri diatas ketimun dan melemparkannya kesungai yang dipercaya sebagai tempat tinggal kappa.

Hal tersebut dimaksudkan agar mahluk ini tidak mengganggu keluarga mereka.Mentimun persembahan untuk kappa biasanya diisi dengan gulungan sushi didalamnya dan dinamakan kappamaki.

6. Manticore.
Ciri-ciri:
  • Tubuh menyerupai singa.
  • Memiliki tiga buah taring.
  • Ekor berbentuk mirip sengat kalajengking.
  • Memiliki sengat beracun.
  • Bersuara seperti terompet.
Mythologi tentang manticore aslinya berasal dari Persia, yang aslinya berjuluk “pemakan manusia” (berasal dari bahasa timur tengah kuno yaitu kata Martya yang berarti manusia dan Xwar yang berarti memakan).

Manticore sendiri berasal dari bahasa inggris, terminologi dari bahasa latin mantichora. Legenda tentang monster ini tersebar di daratan eropa dan pertama kali diceritakan oleh Ctesias, seorang paranormal dari yunani yang mengabdi pada raja Artaxerxes II.

Buku Description of Greece karya seorang ahli agama dari yunani bernama Pausanias menceritakan tentang manticore.

Monster yang digambarkan oleh Ctesias yang disebut martichoras berbentuk seperti harimau, tetapi memiiliki tiga buah taring dan sengat pada ekornya yang digunakan untuk mempertahankan diri.Ketika monster ini terluka,dia bisa menembakan racun seperti panah yang terlepas dari busurnya.(Description, xxi, 5)

Sekarang ini, orang orang yang mempercayai keberadan manticore percaya bahwa monster ini menempati hutan hutan di asia,terutama indonesia{OMG negara kita bro).

Manticore dipercaya sanggup membunuh korbannya dengan cepat, dengan menggigit atau mencakar kemudian memakan seluruh tubuh korbannya sampai ketulang tulangnya.

Alasan beberapa orang mempercayai monster ini walaupun belum pernah ada bukti bukti yang memperkuat keberadaannya adalah monster ini pemburu yang sangat handal, tak terlihat atau terdengar oleh mangsanya.

Ketika ada seseorang yang hilang dalam hutan dan tidak ditemukan mayatnya, mungkin itu adalah ulah dari sang manticore.

7. Bunyip.
Ciri-ciri:
  • Ekornya seperti kuda.
  • Memiliki sirip.
  • Taringnya seperti singa laut.
  • Beberapa mengatakan memiliki tanduk.
  • Dalam legenda dikatakan monster ini memancing korbannya untuk memasuki rawa, danau atau sungai tempat dimana monster ini tinggal
  • Raungannya terdengar seperti tangisan ketika malam hari mereka mencari mangsa.
Bunyip yang berarti iblis atau roh jahat adalah hewan mistik yang berasal dari cerita rakyat Australia. Berbagai gambaran dan penjelasan tentang monster ini telah diberikan sejak jaman kolonial di australia.

Monster yang tercatat dalam Mythologi aborigin ini juga dipastikan adalah jenis hewan yang hampir punah.

Pada tahun 1846 sebuah tulang belulang ditemukan di dalam sungai Murrumbidgee yang berada di New South Wales. Beberapa ahli menyimpulkan bahwa tulang tersebut adalah milik mahluk yang belum pernah diketahui oleh ilmuwan manapun.

Tahun 1874, tulang yang diprediksi tulang Bunyip dipamerkan di Australian Museum (Sydney) selama dua hari dan akhirnya dicuri dari museum setelah itu.

The Great Bunyip adalah area yang dipercaya sebagai tempat tinggal Bunyip.Area rawa rawa di sekitar Greta, Victoria Australia. Penduduk lokal sering mendengar raungan keras yang misterius yang berasal dari rawa tersebut.

Pernah suatu ketika rawa tersebut dikeringkan demi mencari monster ini,. dan akhirnya suara suara misterius tersebut hilang.Beberapa orang percaya bahwa bunyip pindah kearea lain sebagian lainnya mengatakan bahwa bunyip akan langsung mati ketika habitatnya dirusak.

Diperkirakan, bahwa bunyip adalah bagian dari mahluk Cryptozoologi semacam diprotodon atau jenis hewan megafauna lainnya yang seharusnya telah punah 50 ribu tahun yang lalu.

Jeritan Possum atau Koala sering dikira raungan bunyip,. suara Barking Owl (sejenis burung hantu) kadang juga disalah persepsikan sebagai suara bunyip,karena spesies burung yang tinggal di hutan dekat danau ini mirip dengan tangisan wanita atau anak anak yang menakutkan.

Tapi mustahil suara tersebut bisa disalah artikan oleh orang2 aborigin,karena suku asli australia ini hapal betul dengan suara suara hewan tersebut diatas.

Kesimpulan sementara,bunyip adalah salah satu jenis Quinkana. Hewan seperti buaya yang hidup di masa pre-historis yang seharusnya punah 40 rebu tahun yang lalu.

8. Megalodon.


Ciri-ciri:
  • Hiu with Huge size kaya nya udah menerangkan semuanya deh
Nenek moyang dr Great White Shark ini hidup sekitar 1-25 juta tahun lalu dan memiliki panjang tubuh sekitar 40 sampai 60 meter!! bandingkan dengan hiu putih terbesar yang hanya mempunyai panjang tubuh 15-20 meter.

Sebenarnya Megalodon yang masih hidup belum pernah ditemukan apalagi didokumentasikan. Akan Tetapi meurut para ahli biologi dan marine arkeolog mereka masih bisa menemukan sisa-sisa gigi dari Megalodon di dalam laut, dan fossil gigi megalodan yang paling muda masih berumur antara 10,000-15.000 tahun yang lalu.

Artinya, untuk skala evolusi dan fossil umur 10.000 tahun ini masih termasuk “kemaren” dibanding jaman dinosaurus yang telah punah ratusan bahkan jutaan tahun yang lalu.

Banyak para ahli Cryptozoology percaya jika Megalodon masih ada yang eksis di dunia,paling jumlahnya sangat-sangat sedikit dan hidup di perairan dalam yang jarang tersentuh manusia.

9. Belum teridentifikasi.
Baru-baru ini, ahli dari perhimpunan ilmu kedokteran kehakiman Moskwa telah melakukan penentuan untuk ke lima kalinya terhadap sesosok mayat misterius sepanjang 25 cm.

Ahli terkait dari Rusia yakni W. Chernoburov menuturkan, bahwa sosok mayat ini tidak termasuk organisme apa pun yang sudah diketahui, sebab mereka tidak pernah menemui molekul DNA ini. Oleh orang-orang sosok mayat ini dinamakan “Makhluk luar angkasa Ural”

Menurut laporan, bahwa sosok mayat misterius ini ditemukan pada musim panas 1996 silam oleh seorang wanita tua di kawasan Ural, Rusia.

Ketika itu, mahluk kecil ini masih dalam kondisi hidup, kepalanya seperti bawang yang terbungkus, tidak mempunyai telinga, matanya besar seperti mata kucing, tidak bisa bicara, hanya bisa meringkik. Wanita tua yang menemukanya lalu membawanya pulang, namun tidak lama kemudian makhluk kecil ini pun mati.

Sebuah tim ilmuwan Rusia kemudian meluncur ke kawasan Ural, dengan maksud untuk meneliti sejenak mayat makhluk misterius ini. Namun, malang wanita tua tersebut menemui ajalnya dalam sebuah kecelakaan, dan mayat makhluk misterius itu pun ikut lenyap.

Awalnya dicurigai sebagai janin yang keguguran. Sosok “mayat angkasa luar” yang hilang ini kemudian ditemukan oleh mantan perwira polisi Bendelyn.

Tenyata Bendelyn menangkap seorang tersangka pencuri kabel setempat, dan menyita bungkusan yang dibawanya, dari bungkusan itu ia menemukan sesosok mayat makhuk aneh berbentuk mumi.

Dokter bidang urologi (bagian penyakit saluran kemih) yakni Uskever, adalah dokter pertama yang melakukan pemeriksaan terhadap mayat makhluk misterius ini. Ia menuturkan, bahwa mayat makhluk berbentuk mumi ini sama besarnya dengan janin manusia yang berusia 20 minggu.

Dan menurut dokter genekologi dan kebidanan setempat bahwa mayat ini mungkin janin prematur yang belum matang pertumbuhannya atau janin yang gagal. Polisi setempat mulai percaya bahwa itu adalah janin manusia, dan yang ia hubungkan adalah sebuah kasus keguguran yang sama.

Namun perwira polisi Bendelyn memutuskan meminta ahli medis untuk melakukan pemeriksaan mayat secara konkret, memastikan apakah ia janin yang mati keguguran atau janin yang sengaja digugurkan.

Pakar autopsi mayat memastikan bahwa itu adalah pembentukan makhluk hidup baru. Kepala bagian anatomi dari rumah sakit setempat yakni Shamohikyn telah melakukan pemeriksaan yang cermat terhadap makhluk misterius ini.

Dan secara mengejutkan ia menuturkan, bahwa ia (organisme-red) bukan mayat manusia, juga bukan mayat binatang apa pun, tapi suatu mayat dari pembentukan makhluk hidup baru.

Doktor Shamohikyn menuturkan : “makhluk hidup ini dipastikan bukan golongan manusia, tengkorak mahkluk ini berkurang dua kerangka dari manusia, selain itu, struktur kerangka lainnya juga tidak sama dengan struktur kerangka manusia, perbedaan-perbedaan ini tidak seperti kelainan kongenital (kelainan bawaan).”

Secara berturut-turut ilmuwan Rusia telah 5 kali melakukan penetuan laboratorium terhadap “mayat makhluk misterius” ini, dengan tujuan dapat mengetahui asal dan perkembangannya.


Baru-baru ini penentuan DNA dilakukan oleh ahli dari perhimpunan ilmu kedokteran kehakiman Rusia,dan hasilnya sangat mengejutkan. Ilmuwan Rusia Chernoburov mengatakan : “kami menemukan sebuah gen dari sample DNA makhluk ini, gennya sama sekali berbeda dengan gen manusia atau antropoid (kera mirip manusia).

Saat ini kami tidak menemukan gen apa pun yang cocok dengannya dalam laboratorium kami. Sebelumnya para ahli belum pernah melihat makhluk mana pun yang memiliki molekul DNA seperti ini.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Blogger Templates