Dalam keheningan tengah malam ini tanpa siapapun berada disekitarku (pantes sudah jam 0:57 Pagi, jadi inget temen nan jauh disana "ayonah telepon!") ditemani musik Chiptune berjudul Dozen menggiring otakku merenungkan sesuatu hal. Self Improvement (ini nulisnya bener apa salah?) begitulah otakku bekerja untuk mencernanya. (Mohon tidak melanjutkan membaca jika tidak ingin terbawa stress)...
Manusia seyogyanya menyadari bahwa rasa percaya pada diri sendiri sebaiknya tumbuh secara wajar dalam diri pribadi tanpa paksaan. Upaya kompensasi dari suatu kelemahan dengan suatu kelebihan lain, akan lebih berhasil jika terlebih dahulu menerima segala kelemahan dan kekurangan pada diri sendiri apa adanya. Dengan sikap demikian itulah, manusia akan mampu meletakan dasar-dasar bagi kepercayaan diri sendiri yang benar-benar sehat dan dapat dipertanggungjawabkan dalam lingkungan pergaulan.
Beberapa hal yang mudah-mudahan bisa membantu untuk mengatasi perasaan rendah diri pada diri manusia, diantaranya ;
1). Mencari dan menganalisa sumber munculnya rasa rendah diri
Menganalisa sumber munculnya rasa rendah diri harus dilakukan, mengapa kita sampai/mudah dihinggapi rasa rendah diri. Hal ini akan membantu kita mengetahui dan menemukan sumber serta sebab-sebabnya sehingga memungkinkan kita untuk dapat merencanakan penanggulangannya.
2). Harus memiliki kemauan dan tekad yang kuat sebagai dorongan keberhasilan
Tanpa kemauan yang kuat untuk berusaha, maka kelemahan dan kekurangan akan kekal abadi pada kehidupan kita, tidak mungkin akan berubah dengan sendirinya kearah yang lebih baik. Memandang kemauan sebagai suatu keberhasilan yang sesungguhnya harusnya terpatri dan terintegrasi dalam kehidupan kita.
3). Menggali lebih dalam bakat yang terpendam
Bukan rahasia bahwa manusia adalah makhluk yang diciptakan sempurna daripada makhluk lain oleh Allah SWT, tetapi bukan berarti kita sempurna mutlak. Kita harus menyadari bahwa tidak ada manusia yang benar-benar sempurna, tapi janganlah menjadi suatu alasan kita menyesali keadaan dan tidak berupaya mengembangkan bakat lain yang mungkin masih terpendam dalam diri? Dengan cara mengembangkan bakat pengganti itulah kita akan dapat mengkompensasikan kelemahan-kelemahan yang pada dasarnya tidak begitu penting.
4). Hargailah suatu keberhasilan dan berbahagialah atas suatu sukses
Seberapapun kecilnya suatu keberhasilan, ia tetap merupakan hasil jerih payah yang patut kita hargai dan banggakan. Kebanggaan inilah yang akan menjadi motivasi (dorongan) untuk berusaha lebih keras dalam mengatasi kekurangan dan kelemahan.
5). Menghindari keterikatan (terpaku) dengan pendapat orang lain
Penilaian terhadap diri sendiri atas suatu keberhasilan adalah lebih penting untuk kesadaran diri kita daripada mendengar pendapat orang lain. Untuk itu, jauhkan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan hati nurani atau keyakinan diri sendiri. Dengan berpandangan seperti ini maka kita akan merasa merdeka tanpa pengaruh opini (pendapat) orang lain yang belum tentu kebenarannya dan sangat tidak menguntungkan diri kita sendiri.
6). Jauhkan rasa kecewa dan putus asa karena ketidakpuasan
Jika berbagai upaya-upaya yang kita lakukan tidak membuahkan kepuasan, baik lahir maupun batin, cobalah untuk mengalihkan perhatian pada bakat-bakat lain melalui cara yang kita sukai, misal melalui hobby. Dengan cara seperti ini kita akan mengkompensasikan kekecewaan serta mampu menjaga diri dari ketidakyakinan atas kemampuan pada diri sendiri.
7). Menumbuhkan rasa optimis dalam menghadapi kesulitan
Janganlah kita menjadi orang yang mudah pesimis (berkecil hati) atas sesuatu hal yang kita anggap sulit dan berat. Belajarlah dan tidak bosan untuk mencoba melaksanakan tekad dan kemampuan yang seoptimal mungkin. Jika dalam menghadapi sesuatu tugas atau tanggung jawab terlebih dahulu dibayang-bayangi oleh perasaan cemas dan khawatir, maka dimasa yang akan datang kita akan ragu dengan kemampuan diri sendiri. Akibat fatalnya, tugas seringan apapun akan gagal jika kita melaksanakannya dengan penuh rasa cemas dan ragu.
8). Hadapilah kenyataan sebagaimana mestinya
(Hmmmmm apa ya keterangannya? Mulai ngantuk...) Dalam hal ini hindarilah cita-cita (harapan) yang tidak sesuai dengan potensi diri (bakat) dan kemampuan yang kita miliki. Sebab, semakin tinggi cita-cita semakin sulit kita menggapainya yang lebih parah justru kita "terjatuh" sebelum sampai ketujuan. Akibatnya cita-cita itu hanya akan menjadi tuntutan atau beban hidup. Orang tua bilang "Sepahit-pahit kenyataan yang ada, akan lebih baik dari pada hanya mimpi-mimpi yang indah belaka".
9). Jangan selalu memandang "keatas" dalam melangkah
Jangan pernah kita membanding-bandingkan diri kita sendiri dengan orang lain, hal ini mencegah kemungkinan kita akan merasa kecewa pada diri kita sendiri. Padahal sikap demikian itu merupakan sikap yang tidak menguntungkan bagi penghargaan atas nilai diri kita sendiri.(Mata sudah mulai sulit dibuka...ZZZ???!!!###@@@%%%$$$&&&)
10). Hindarilah anggapan keliru
Contoh anggapan keliru, "Jika orang lain mampu mengerjakan sesuatu dengan hasil baik, kenapa aku tidak bisa melakukan hal tersebut dengan sama baik pula?". Jelas, bahwa manusia tak seorang pun mempunyai kemampuan yang sama persis dalam bidang yang sejenis."Kullu Syai'in Maziyyah" - setiap sesuatu itu mempunyai kelebihan.
Mudah-mudahan artikel ini merupakan salah satu jalan untuk mempertebal keimanan dan ketaqwaan dengan senantiasa berusaha (ikhtiar), lebih meningkatkan rasa percaya diri kita, karena jelaslah adanya hanya Allah SWT semata yang Maha Sempurna yang akan selalu menyertai hamba-Nya yang taat. Amin...
(Poin 10 siapa yang ngetik ya? perasaan poin 9 saja aku sudah mimpi...)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar