Sekira tiga bulan lalu, nama Rani Juliani menjadi misteri dari peristiwa pembunuhan bos PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen. Rani, yang berprofesi sebagai caddy atau pendamping pemain golf itu terlibat cinta segitiga yang menyebabkan Nasrudin tewas ditembak.
Selang tiga bulan kemudian atau tepatnya Jumat (26/6/2009), siang, Rani Juliani muncul di hadapan para pemburu berita. Sempat tak percaya, namun para wartawan akhirnya menyadari jika wanita rambut sebahu itu benar-benar Rani Juliani. Senyum manis pun mengembang dari bibir wanita berusia 22 tahun itu.
Rani tampak lebih cantik dibandingkan foto-fotonya yang beredar di berbagai media massa ketika kasus Nasrudin sedang booming. Rani yang kini berpotongan rambut sebahu dan bermakeup tebal ini saat disapa beberapa wartawan hanya menjawab singkat disertai senyum.
"Iya, baik," jawabnya ramah dengan senyum yang belum terlepas dari bibirnya.
Gadis yang mantan caddy PT Modernland Golf Tangerang ini mendatangi Polda Metro untuk menjalani pemeriksaan sebagai atas kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen dengan tersangka Ketua KPK (non aktif) Antasari Azhar.
Janda Nasrudin Zulkarnaen berhasil mengecoh para wartawan yang menunggunya keluar dari ruang pemeriksaan di gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.
Para jurnalis dan fotografer dari berbagai media awalnya mengira Rani Juliani akan keluar melalui pintu Direktorat Reserse dan Kriminal Umum karena sejumlah personel polisi menjaga ketat area tersebut.
Tak berselang lama sekira pukul 15.45 WIB terlihat sebuah mobil Kijang warna silver bernomor polisi B 22 WW meluncur dari arah ruang Kapolda Irjen Pol Wahyono. Di dalam mobil terlihat tiga orang, yaitu Rani, seorang sopir, serta penyidik.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, keluarnya Rani dari ruang pemeriksaan secara sembunyi-sembunyi untuk menghindari adanya pihak yang membuntuti kendaraan yang akan membawanya kembali ke tempat persembunyian.
Misteri pembunuhan bos PT Rajawali Putra Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen sedikit demi sedikit mulai terbuka. Apalagi, polisi sudah memeriksa Rani Juliani yang memang menjadi saksi kunci dalam pembunuhan dilatari cinta segitiga itu.
Rani yang tiba di Polda Metro Jaya, Jumat (26/6/2009) siang, langsung masuk ke ruangan Reskrimum Polda Metro Jaya. Rani diperiksa sejak pukul 11.35 WIB. Lantas apa pemeriksaan yang dilakukan polisi terhadap Rani?
"Selain soal pertemuan di Hotel Grand Mahakam, kemudian tentang sms, apakah Rani betul pernah melihat sms ini dan apa saja yang dikatakan sebelum Nasrudin meninggal," kata Direskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol, M Iriawan kepada wartawan di kantornya, Jakarta. Saat ini Rani masih menjalani pemeriksaan di Direskrimum.
Namun sayang, Iriawan tidak menjelaskan apa isi pesan singkat dari Nasrudin kepada Rani Juliani yang juga menjadi istri siri dari Bos PT Putra Rajawali Banjaran itu.
Rani juga mengaku pernah diajak Nasrudin untuk ke DPR, menyampaikan pertemuan dengan Antasari di kamar 803 Gran Mahakam pada 23 Mei 2008. "Namun Rani menolak permintaan itu dengan alasan, kita kan orang kecil," kata Iriawan menirukan.
Gimana kelanjutan kisah ini????
Sumber : http://news.okezone.com
Selang tiga bulan kemudian atau tepatnya Jumat (26/6/2009), siang, Rani Juliani muncul di hadapan para pemburu berita. Sempat tak percaya, namun para wartawan akhirnya menyadari jika wanita rambut sebahu itu benar-benar Rani Juliani. Senyum manis pun mengembang dari bibir wanita berusia 22 tahun itu.
Rani tampak lebih cantik dibandingkan foto-fotonya yang beredar di berbagai media massa ketika kasus Nasrudin sedang booming. Rani yang kini berpotongan rambut sebahu dan bermakeup tebal ini saat disapa beberapa wartawan hanya menjawab singkat disertai senyum.
"Iya, baik," jawabnya ramah dengan senyum yang belum terlepas dari bibirnya.
Gadis yang mantan caddy PT Modernland Golf Tangerang ini mendatangi Polda Metro untuk menjalani pemeriksaan sebagai atas kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen dengan tersangka Ketua KPK (non aktif) Antasari Azhar.
Janda Nasrudin Zulkarnaen berhasil mengecoh para wartawan yang menunggunya keluar dari ruang pemeriksaan di gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.
Para jurnalis dan fotografer dari berbagai media awalnya mengira Rani Juliani akan keluar melalui pintu Direktorat Reserse dan Kriminal Umum karena sejumlah personel polisi menjaga ketat area tersebut.
Tak berselang lama sekira pukul 15.45 WIB terlihat sebuah mobil Kijang warna silver bernomor polisi B 22 WW meluncur dari arah ruang Kapolda Irjen Pol Wahyono. Di dalam mobil terlihat tiga orang, yaitu Rani, seorang sopir, serta penyidik.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, keluarnya Rani dari ruang pemeriksaan secara sembunyi-sembunyi untuk menghindari adanya pihak yang membuntuti kendaraan yang akan membawanya kembali ke tempat persembunyian.
Misteri pembunuhan bos PT Rajawali Putra Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen sedikit demi sedikit mulai terbuka. Apalagi, polisi sudah memeriksa Rani Juliani yang memang menjadi saksi kunci dalam pembunuhan dilatari cinta segitiga itu.
Rani yang tiba di Polda Metro Jaya, Jumat (26/6/2009) siang, langsung masuk ke ruangan Reskrimum Polda Metro Jaya. Rani diperiksa sejak pukul 11.35 WIB. Lantas apa pemeriksaan yang dilakukan polisi terhadap Rani?
"Selain soal pertemuan di Hotel Grand Mahakam, kemudian tentang sms, apakah Rani betul pernah melihat sms ini dan apa saja yang dikatakan sebelum Nasrudin meninggal," kata Direskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol, M Iriawan kepada wartawan di kantornya, Jakarta. Saat ini Rani masih menjalani pemeriksaan di Direskrimum.
Namun sayang, Iriawan tidak menjelaskan apa isi pesan singkat dari Nasrudin kepada Rani Juliani yang juga menjadi istri siri dari Bos PT Putra Rajawali Banjaran itu.
Rani juga mengaku pernah diajak Nasrudin untuk ke DPR, menyampaikan pertemuan dengan Antasari di kamar 803 Gran Mahakam pada 23 Mei 2008. "Namun Rani menolak permintaan itu dengan alasan, kita kan orang kecil," kata Iriawan menirukan.
Gimana kelanjutan kisah ini????
Sumber : http://news.okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar