Menghilangkan setiap pikiran jahat adalah konsep utama dalam kehidupan. Bila seseorang sudah dapat menguasai alam pikirannya, maka ia takkan pernah berbuat jahat dan selamanya berpijak pada norma kebenaran.
Dalam upaya meningkatkan integrasi diri, umumnya manusia selalu membawa pengalaman hidup batin pribadinya guna mencapai kesatuan dengan Gusti yang lazimnya disebut ’jumbuhing kawula Gusti’’. Proses ini dapat dijelaskan dengan cara olahraga, eling, introspeksi ataupun semedi. Menyatunya keutuhan pengalaman ini bisa terikat dalam kekuasaan yang disebut ad-insani seperti kekebalan atau penyembuhan penyakit.
Bila manusia itu sudah menyatu dengan kekuatan Ilahi maka ia ikut serta dalam kekuasaan yang Maha Agung. Penyatuan dengan Ilahi akan bermuara pada kekuatan manusia akan bertambah dengan mendapatkan keagungan dan sifat-sifat yang luhur.
Beberapa aliran kebatinan mendefenisikan tubuh manusia terdiri dari panca indera yang disebut ’tujuh saudara’. Empat dari tujuh itu adalah nafsu amarah, lawwamah, sufiah dan mutmainnah. Sedang yang tiga adalah pangaribawa, prabawa dan kemayan.
Nafsu amarah adalah sifat cepat marah, garang dan jahat. Nafsu lawwamah adalah curang, angkara murka, malas dan serakah. Nafsu sufiah menimbulkan cinta kasih dan keinginan. Dan nafsu mutmainnah bersifat suci, belas kasihan dan berhubungan dengan prikemanusiaan.
Sementara itu pangaribawa pikiran atau cipta, prabawa adalah nalar, sedangkan kemayan adalah pekerti atau akal budi.
Dari semua penjabaran tersebut, maka dapat didefenisikan manusia adalah suatu kekuasaan yang diberikan agar dipergunakan untuk memerintah atas saudara empat lainnya sesuai dengan kehendak Allah Subhanahu Wata’ala.
Penggabungan tujuh saudara ini disebut ’Bayu Sejati’ yang dapat menciptakan kekuatan yang adikodrati sebelum mengetahui sebelum diberitahu (winarah), pengobatan, telepati dan lain sebagainya.
Semantara itu di dalam atau di luar alam manusia terdapat kekuatan-kekuatan yang tidak diketahui. Inilah gejala-gejala magis yang belum diketahui oleh manusia.
Hampir diseluruh jagat raya, selama berabad-abad timbul gerakan-gerakan yang bersifat kejiwaan, kepercayaan, kebatinan dan kerohanian dalam hal usaha-usaha untuk mengungkap masalah yang tersembunyi. Pada akhirnya muncul berbagai pandangan dan pikiran berkaitan dengan konsep manusia dengan jagat astralnya.
Kebatinan yang dapat diartikan sebagai kegaiban memang penug dengan hal-hal yang belum terjawab oleh nalar. Kondisi tersembunyi tersebut merupakan bagian dari kehidupan manusia. Karena hidup itu sendiri pada hakekatnya merupakan suatu misteri, sesuatu masalah yang tidak dapat dijelaskan dan diterangkan lewat akal pikiran manusia. Kendati demikian, banyak hal yang dulu dianggap tersembunyi kini terungkap lewat ilmu pengetahuan termasuk ilmu parapsikolog.
Sebagai suatu contoh, di dalam Al-Qur’an tertulis ayat yang mengatakan, bahwa manusia bisa ke planet lain. Saat itu orang meragukan kebenaran dari ayat tersebut, bahkan ada yang mencemohkan dan menganggap suatu yang mustahil dan tidak masuk akal, akan tetapi setelah terbukti bahwa para astronot bisa mendarat di bulan, barulah orang-orang tersebut mengagumi dan mengakui kebenaran Al-Qur’an.
Mengenai berbagai kondisi yang belum dapat diterjemahkan dengan nalar, konsep dan kejawen berusaha meningkatkan integrasi untuk mencapai jumbuhnya Kawula Gusti. Karena manusia yang sudah mencapai integritas dengan Allah akan mendapat kekuatan gaib yang adikodrati dan bisa melakukan hal-hal yang luar biasa. Persatuan manusia dengan Allah dalam artian yang utuh, juga dapat menyebabkan meningkatnya kekuatan fisik dan tidak mampu dikalahkan. Alasannya, karena daya-daya Ilahi ini tersalurkan pada manusia melalui perantara yang berupa malaikat, dan pada dasarnya merupakan kekuatan alam yang suatu saat bisa teraktualisasikan menjadi kekuatan luar biasa atas ijin dan bantuan Allah SWT. Karena perlu diresapi bahwa pada dasarnya setiap manusia memiliki potensi untuk menjadi digdaya, karena manusia ditakdirkan sebagai makhluk sempurna.
Dari E-Mail seorang Sahabat di Mesir.
Dalam upaya meningkatkan integrasi diri, umumnya manusia selalu membawa pengalaman hidup batin pribadinya guna mencapai kesatuan dengan Gusti yang lazimnya disebut ’jumbuhing kawula Gusti’’. Proses ini dapat dijelaskan dengan cara olahraga, eling, introspeksi ataupun semedi. Menyatunya keutuhan pengalaman ini bisa terikat dalam kekuasaan yang disebut ad-insani seperti kekebalan atau penyembuhan penyakit.
Bila manusia itu sudah menyatu dengan kekuatan Ilahi maka ia ikut serta dalam kekuasaan yang Maha Agung. Penyatuan dengan Ilahi akan bermuara pada kekuatan manusia akan bertambah dengan mendapatkan keagungan dan sifat-sifat yang luhur.
Beberapa aliran kebatinan mendefenisikan tubuh manusia terdiri dari panca indera yang disebut ’tujuh saudara’. Empat dari tujuh itu adalah nafsu amarah, lawwamah, sufiah dan mutmainnah. Sedang yang tiga adalah pangaribawa, prabawa dan kemayan.
Nafsu amarah adalah sifat cepat marah, garang dan jahat. Nafsu lawwamah adalah curang, angkara murka, malas dan serakah. Nafsu sufiah menimbulkan cinta kasih dan keinginan. Dan nafsu mutmainnah bersifat suci, belas kasihan dan berhubungan dengan prikemanusiaan.
Sementara itu pangaribawa pikiran atau cipta, prabawa adalah nalar, sedangkan kemayan adalah pekerti atau akal budi.
Dari semua penjabaran tersebut, maka dapat didefenisikan manusia adalah suatu kekuasaan yang diberikan agar dipergunakan untuk memerintah atas saudara empat lainnya sesuai dengan kehendak Allah Subhanahu Wata’ala.
Penggabungan tujuh saudara ini disebut ’Bayu Sejati’ yang dapat menciptakan kekuatan yang adikodrati sebelum mengetahui sebelum diberitahu (winarah), pengobatan, telepati dan lain sebagainya.
Semantara itu di dalam atau di luar alam manusia terdapat kekuatan-kekuatan yang tidak diketahui. Inilah gejala-gejala magis yang belum diketahui oleh manusia.
Hampir diseluruh jagat raya, selama berabad-abad timbul gerakan-gerakan yang bersifat kejiwaan, kepercayaan, kebatinan dan kerohanian dalam hal usaha-usaha untuk mengungkap masalah yang tersembunyi. Pada akhirnya muncul berbagai pandangan dan pikiran berkaitan dengan konsep manusia dengan jagat astralnya.
Kebatinan yang dapat diartikan sebagai kegaiban memang penug dengan hal-hal yang belum terjawab oleh nalar. Kondisi tersembunyi tersebut merupakan bagian dari kehidupan manusia. Karena hidup itu sendiri pada hakekatnya merupakan suatu misteri, sesuatu masalah yang tidak dapat dijelaskan dan diterangkan lewat akal pikiran manusia. Kendati demikian, banyak hal yang dulu dianggap tersembunyi kini terungkap lewat ilmu pengetahuan termasuk ilmu parapsikolog.
Sebagai suatu contoh, di dalam Al-Qur’an tertulis ayat yang mengatakan, bahwa manusia bisa ke planet lain. Saat itu orang meragukan kebenaran dari ayat tersebut, bahkan ada yang mencemohkan dan menganggap suatu yang mustahil dan tidak masuk akal, akan tetapi setelah terbukti bahwa para astronot bisa mendarat di bulan, barulah orang-orang tersebut mengagumi dan mengakui kebenaran Al-Qur’an.
Mengenai berbagai kondisi yang belum dapat diterjemahkan dengan nalar, konsep dan kejawen berusaha meningkatkan integrasi untuk mencapai jumbuhnya Kawula Gusti. Karena manusia yang sudah mencapai integritas dengan Allah akan mendapat kekuatan gaib yang adikodrati dan bisa melakukan hal-hal yang luar biasa. Persatuan manusia dengan Allah dalam artian yang utuh, juga dapat menyebabkan meningkatnya kekuatan fisik dan tidak mampu dikalahkan. Alasannya, karena daya-daya Ilahi ini tersalurkan pada manusia melalui perantara yang berupa malaikat, dan pada dasarnya merupakan kekuatan alam yang suatu saat bisa teraktualisasikan menjadi kekuatan luar biasa atas ijin dan bantuan Allah SWT. Karena perlu diresapi bahwa pada dasarnya setiap manusia memiliki potensi untuk menjadi digdaya, karena manusia ditakdirkan sebagai makhluk sempurna.
Dari E-Mail seorang Sahabat di Mesir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar