Putri
Kurikulum sejarah Indonesia dan Dunia harus direvisi total. Terutama sejarah Indonesia-Nusantara. Selama ini sejarah Indonesia dalam seluruh buku pelajarannya menuliskan Nusantara dipengaruhi oleh India.
Salah. Terbalik. Yang benar adalah Nusantara/Indonesia mempengaruhi India. Jangan dibalik. Hanya karena para orang Barat saat mencari negeri Makmur yang subur dengan rempah-rempah lalu terdampar di India, beberapa dekade kemudian tiba di Nusantara lantas mereka menganggap Nusantara mengikuti India.
Mau Bukti.
Bukti pertama: Wayang Purwa, wayang Asli Indonesia. Di India tidak ada tokoh Semar dan Togog. Padahal dua tokoh tersebut adalah bagian dari penciptaan manusia di dunia. Semar yang adalah Batara Ismaya dan Togog adalah Batara Antiga adalah saudara satu penciptaan dengan Batara Syiwa. Ketiganya diciptakan oleh Hyang Wening secara bersamaan.
India hingga kini hanya memuja Batara Syiwa dan istrinya Batari Durga.
Sedangkan di Nusantara Batara Ismaya (Semar) memiliki putra-putri yang menjadi Batara/i yang namanya dikenal oleh masyarakat dan dipuji.
Sansekerta India juga kasar. Sankrit India dikenalkan pertama kali oleh kerajaan Nusantara pada jaman Singosari, dan Hindustan pernah menjadi kadipaten (provinsi) bagian pada jaman Majapahit VIII.
Kita juga dapat menemukan nama-nama sansekerta yang ada di seluruh dunia, tetapi tidak ditemukan dalam sanskrit India, baca wartafeminis.wordpress.com. Disamping itu, kebudayaan Nusantara jauh lebih mumpuni baik dari segi keragamaan seni, budaya dan kultural lainnya (kuliner, arsitektur, senjata). Dan yang paling jelas adalah ukiran candi-candi, patung emas, kuningan, hiasan tangan buatan bangsa Nusantara jauh lebih detil dan sulit.
Namun sayangnya bangsa Indonesia lebih suka menjual hasil temuan kepada pembeli, atau merusaknya. Padahal tinggalan leluhur tersebut bernilai sejarah yang tinggi. Yang lebih parah lagi, adalah selain itu barang tinggalannya pun tidak dirawat, tidak diberi penjelasan yang sewajarnya ba
hkan sejujurnya. Seperti banyak tinggalan di Museum Nasional yang tidak diberi keterangan, atau dituliskan keterangannya secara salah.
Kita akan menemukan stupa perempuan dengan menggunakan rok, dengan wajah dan rambut bukan milik bangsa Nusantara…namun selalu ditulis Durga. Jadi di Museum Nasional banyak sekali patung syiwa, dan jika tidak mengenali atau patung dengan wajah yang jelas bukan warga Nusantara ditulislah Laki-laki, perempuan…
Kalau Nusantara Indonesia dipengaruhi India…mengapa ada budaya-budaya yg sangat beragam dari arsitektur RUMAH, dari PAKAIAN ADAT, yang pasti di India tidak ada…
Disamping itu temuan-temuan lain yang menunjukkan adanya teknologi dan peradaban yang jauh lebih tua dari kebudayan India seperti http://sains.kompas.com/read/2011/08/12/11352481/Topeng.Goa.Made.Diteliti atau Gunung Padang, atau temuan lain yang masih disembunyikan..
Putri J
Kurikulum sejarah Indonesia dan Dunia harus direvisi total. Terutama sejarah Indonesia-Nusantara. Selama ini sejarah Indonesia dalam seluruh buku pelajarannya menuliskan Nusantara dipengaruhi oleh India.
Salah. Terbalik. Yang benar adalah Nusantara/Indonesia mempengaruhi India. Jangan dibalik. Hanya karena para orang Barat saat mencari negeri Makmur yang subur dengan rempah-rempah lalu terdampar di India, beberapa dekade kemudian tiba di Nusantara lantas mereka menganggap Nusantara mengikuti India.
Mau Bukti.
Bukti pertama: Wayang Purwa, wayang Asli Indonesia. Di India tidak ada tokoh Semar dan Togog. Padahal dua tokoh tersebut adalah bagian dari penciptaan manusia di dunia. Semar yang adalah Batara Ismaya dan Togog adalah Batara Antiga adalah saudara satu penciptaan dengan Batara Syiwa. Ketiganya diciptakan oleh Hyang Wening secara bersamaan.
India hingga kini hanya memuja Batara Syiwa dan istrinya Batari Durga.
Sedangkan di Nusantara Batara Ismaya (Semar) memiliki putra-putri yang menjadi Batara/i yang namanya dikenal oleh masyarakat dan dipuji.
Sansekerta India juga kasar. Sankrit India dikenalkan pertama kali oleh kerajaan Nusantara pada jaman Singosari, dan Hindustan pernah menjadi kadipaten (provinsi) bagian pada jaman Majapahit VIII.
Kita juga dapat menemukan nama-nama sansekerta yang ada di seluruh dunia, tetapi tidak ditemukan dalam sanskrit India, baca wartafeminis.wordpress.com. Disamping itu, kebudayaan Nusantara jauh lebih mumpuni baik dari segi keragamaan seni, budaya dan kultural lainnya (kuliner, arsitektur, senjata). Dan yang paling jelas adalah ukiran candi-candi, patung emas, kuningan, hiasan tangan buatan bangsa Nusantara jauh lebih detil dan sulit.
Namun sayangnya bangsa Indonesia lebih suka menjual hasil temuan kepada pembeli, atau merusaknya. Padahal tinggalan leluhur tersebut bernilai sejarah yang tinggi. Yang lebih parah lagi, adalah selain itu barang tinggalannya pun tidak dirawat, tidak diberi penjelasan yang sewajarnya ba
hkan sejujurnya. Seperti banyak tinggalan di Museum Nasional yang tidak diberi keterangan, atau dituliskan keterangannya secara salah.
Kita akan menemukan stupa perempuan dengan menggunakan rok, dengan wajah dan rambut bukan milik bangsa Nusantara…namun selalu ditulis Durga. Jadi di Museum Nasional banyak sekali patung syiwa, dan jika tidak mengenali atau patung dengan wajah yang jelas bukan warga Nusantara ditulislah Laki-laki, perempuan…
Kalau Nusantara Indonesia dipengaruhi India…mengapa ada budaya-budaya yg sangat beragam dari arsitektur RUMAH, dari PAKAIAN ADAT, yang pasti di India tidak ada…
Disamping itu temuan-temuan lain yang menunjukkan adanya teknologi dan peradaban yang jauh lebih tua dari kebudayan India seperti http://sains.kompas.com/read/2011/08/12/11352481/Topeng.Goa.Made.Diteliti atau Gunung Padang, atau temuan lain yang masih disembunyikan..
Putri J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar