Jumat, 26 Desember 2014
5 Penyakit Mangerikan yang Bisa Dicegah dengan Imunisasi
Maukah putra putri anda memiliki kaki yang mengecil, tidak berjalan dan yang mengerikan adalah menjadi lumpuh? Itulah salah satu ciri penyakit polio.
Setiap orang tua pasti akan menjawab tida. Mengharapkan buah hati tumbuh sehat merupakan harapan setiap orang tua, terhindar dari penyakit-penyakit yang dapat memperlambat pertumbuhanya. Solusi untuk menjaga buah hati akan lebih kuat secara pertahanan tubuh dari penyakit adalah dengan melakukan imunisasi yang teratur sesuai dengan panduan medis.
Berikut adalah 5 Penyakit mengerikan yang bisa dicegah oleh para orang tua agar tidak menjangkit buah hatinya:
1. Polio
Polio atau Poliomielitis disebabkan oleh virus poliovirus (PV) yang disebarkan melaui air liur dan tinja. Masuk ke tubuh melalui mulut, dan menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot. Polio dapat menyebabkan kelumpuhan yang diiringi dengan gejala lain.
Sebelum adanya vaksin polio, puluhan ribu orang pertahun lumpuh karena virus ini dan ribuan orang telah meninggal. Jonas Salk menciptakan vaksin polio pertama kali pada tahun 1955, dan sekarang penyakit polio sudah hampir dieleminasi dari negara-negara barat namun belum di Asia.
Polio atau Poliomielitis disebabkan oleh virus poliovirus (PV) yang disebarkan melaui air liur dan tinja. Masuk ke tubuh melalui mulut, dan menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot. Polio dapat menyebabkan kelumpuhan yang diiringi dengan gejala lain.
Sebelum adanya vaksin polio, puluhan ribu orang pertahun lumpuh karena virus ini dan ribuan orang telah meninggal. Jonas Salk menciptakan vaksin polio pertama kali pada tahun 1955, dan sekarang penyakit polio sudah hampir dieleminasi dari negara-negara barat namun belum di Asia.
2. Difteri
Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Bakteri penyebab difteri disebarkan melalui melalui kontak dari manusia ke manusia yaitu karena menghirup cairan dari mulut atau hidung orang yang terinfeksi, dari jari-jari atau handuk yang terkontaminasi, dan dari susu yang terkontaminasi penderita.
Penyakit ini mempengaruhi sistem pernapasan bagian atas dan bisa berakibat fatal karena bisa memblokir saluran napas, dan dapat melepaskan racun yang menyebabkan kelumpuhan dan gagal jantung.
Gejala yang muncul ialah sakit tenggorokan, demam, sulit menelan dan bernapas, dan mengeluarkan lendir dari mulut dan hidung. Kelenjar getah bening di leher membesar dan terasa sakit. Lapisan (membran) tebal terbentuk menutupi belakang kerongkongan dan menutup saluran pernapasan dan menyebabkan kekurangan oksigen dalam darah.
Vaksin difteri pertama kali dikembangkan pada 1940-an. Sebelum vaksin difteri ada, sekitar 100 ribu hingga 200 ribu kasus difteri dilaporkan telah terjadi di Amerika Serikat. Setelah vaksin diproduksi massal, saat ini hanya sekitar satu kasus yang dilaporkan terjadi di Amerika Serikat setiap tahun.
3. Campak
Campak merupakan infeksi pada sistem pernapasan dan merupakan penyakit yang sangat menular. Campak disebabkan oleh paramiksovirus (virus campak). Penularannya terjadi melalui percikan ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak (air borne disease).
Gejalanya meliputi rasa menggigil/kedinginan dan demam, batuk, pilek, hidung dan mata berair dan merah, dan ruam-ruam di sekujur tubuh.
Sejak vaksin campak pertama kali dikembangkan pada tahun 1963, 99 persen kasus campak hilang di beberapa negara. Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya biasanya dia akan kebal terhadap penyakit ini.
4. Cacar (Variola)
Cacar juga disebabkan oleh virus, yaitu virus poks, cacar merupakan penyakit yang menyebar dengan cepat dan mematikan. Gejalanya demam, pilek, nyeri sendi, sakit kepala dan muncul gelembung-gelembung berisi nanah di sekujur tubuh yang bisa meninggalkan bekas atau bopeng. Pengembangan vaksin cacar merupakan kemenangan sejati dalam dunia imunisasi. Pada tahun 1980, Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengumumkan bahwa cacar telah diberantas dari planet ini.
Lalu mengapa masih ada cacar saat ini? Cacar yang ada saat ini bukan cacar yang dimaksud di atas. Cacar di atas adalah variola, sedangkan cacar saat ini adalah varisela atau biasa kita sebut cacar air. Gejalanya memang mirip, hanya saja gelembung-gelembung yang muncul biasanya berwarna bening (tidak bernanah seperti variola) dan tidak berbahaya. Untuk di Indonesia, imunisasi cacar air tidak menjadi wajib pada imunisasi dasar.
5. Tetanus
Tetanus disebabkan oleh tetanospasmin, yaitu sejenis neurotoksin yang diproduksi oleh Clostridium tetani yang menginfeksi sistem urat saraf dan otot sehingga saraf dan otot menjadi kaku. Tetanus dapat menyebabkan kontraksi otot, melengkungnya punggung (opistotonus), spasme glotal, termasuk kejang-kejang dan paralisis pernapasan.
Imunisasi tetanus pertama kali dilakukan saat Perang Dunia II. Imunisasi tetanus 100 persen efektif untuk menghentikan efek bakterinya. Pada anak-anak, vaksin tetanus diberikan sebagai bagian dari vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus). Bagi yang sudah dewasa sebaiknya menerima booster.
Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Bakteri penyebab difteri disebarkan melalui melalui kontak dari manusia ke manusia yaitu karena menghirup cairan dari mulut atau hidung orang yang terinfeksi, dari jari-jari atau handuk yang terkontaminasi, dan dari susu yang terkontaminasi penderita.
Penyakit ini mempengaruhi sistem pernapasan bagian atas dan bisa berakibat fatal karena bisa memblokir saluran napas, dan dapat melepaskan racun yang menyebabkan kelumpuhan dan gagal jantung.
Gejala yang muncul ialah sakit tenggorokan, demam, sulit menelan dan bernapas, dan mengeluarkan lendir dari mulut dan hidung. Kelenjar getah bening di leher membesar dan terasa sakit. Lapisan (membran) tebal terbentuk menutupi belakang kerongkongan dan menutup saluran pernapasan dan menyebabkan kekurangan oksigen dalam darah.
Vaksin difteri pertama kali dikembangkan pada 1940-an. Sebelum vaksin difteri ada, sekitar 100 ribu hingga 200 ribu kasus difteri dilaporkan telah terjadi di Amerika Serikat. Setelah vaksin diproduksi massal, saat ini hanya sekitar satu kasus yang dilaporkan terjadi di Amerika Serikat setiap tahun.
3. Campak
Campak merupakan infeksi pada sistem pernapasan dan merupakan penyakit yang sangat menular. Campak disebabkan oleh paramiksovirus (virus campak). Penularannya terjadi melalui percikan ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak (air borne disease).
Gejalanya meliputi rasa menggigil/kedinginan dan demam, batuk, pilek, hidung dan mata berair dan merah, dan ruam-ruam di sekujur tubuh.
Sejak vaksin campak pertama kali dikembangkan pada tahun 1963, 99 persen kasus campak hilang di beberapa negara. Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya biasanya dia akan kebal terhadap penyakit ini.
4. Cacar (Variola)
Cacar juga disebabkan oleh virus, yaitu virus poks, cacar merupakan penyakit yang menyebar dengan cepat dan mematikan. Gejalanya demam, pilek, nyeri sendi, sakit kepala dan muncul gelembung-gelembung berisi nanah di sekujur tubuh yang bisa meninggalkan bekas atau bopeng. Pengembangan vaksin cacar merupakan kemenangan sejati dalam dunia imunisasi. Pada tahun 1980, Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengumumkan bahwa cacar telah diberantas dari planet ini.
Lalu mengapa masih ada cacar saat ini? Cacar yang ada saat ini bukan cacar yang dimaksud di atas. Cacar di atas adalah variola, sedangkan cacar saat ini adalah varisela atau biasa kita sebut cacar air. Gejalanya memang mirip, hanya saja gelembung-gelembung yang muncul biasanya berwarna bening (tidak bernanah seperti variola) dan tidak berbahaya. Untuk di Indonesia, imunisasi cacar air tidak menjadi wajib pada imunisasi dasar.
5. Tetanus
Tetanus disebabkan oleh tetanospasmin, yaitu sejenis neurotoksin yang diproduksi oleh Clostridium tetani yang menginfeksi sistem urat saraf dan otot sehingga saraf dan otot menjadi kaku. Tetanus dapat menyebabkan kontraksi otot, melengkungnya punggung (opistotonus), spasme glotal, termasuk kejang-kejang dan paralisis pernapasan.
Imunisasi tetanus pertama kali dilakukan saat Perang Dunia II. Imunisasi tetanus 100 persen efektif untuk menghentikan efek bakterinya. Pada anak-anak, vaksin tetanus diberikan sebagai bagian dari vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus). Bagi yang sudah dewasa sebaiknya menerima booster.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar