(Foto: thinkstock)
Mungkin telah banyak orang yang mengetahui bahwa tempat terbaik untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan seksual adalah dari dokter. Tetapi oleh karena alasan kenyamanan, privasi atau kecemasan, mungkin banyak yang lebih memilih untuk mencari informasi sendiri. Namun, seringkali mungkin informasi yang diperoleh kurang jelas. Sehingga terkadang menyebabkan pemahaman yang berbeda pada masing-masing orang.
Berikut beberapa kesalahpahaman mengenai informasi kesehatan seksual yang sering terjadi menurut Dr. Sophia Yen, MD, seorang spesialis kedokteran remaja di Lucile Packard Children's Hospital, Palo Alto, California seperti dikutip Health :
1. Seseorang dapat tertular PMS dari kloset duduk
"Penyakit menular seksual (PMS) tidak dapat hidup di luar tubuh dalam jangka waktu yang panjang, terutama pada permukaan yang dingin dan keras, seperti pada kloset duduk. Terlebih lagi karena biasanya PMS tidak terdapat pada urine. Sehingga kemungkinan seseorang untuk tertular PMS dari siapa pun yang menggunakan kamar mandi sebelum ia menggunakan adalah sangat tipis," kata Dr. Yen.
2. Seseorang tidak dapat hamil saat pertama kali berhubungan seksual
"Bahkan beberapa hasil statistik mengatakan bahwa, 20 persen orang hamil dalam waktu satu bulan setelah memulai hubungan seksual pertama kali," kata Dr. Yen.
3. Seseorang tidak dapat hamil jika melakukan hubungan seksual selama periode menstruasi
Hal tersebut memang terdengar sangat tidak mungkin. Tetapi sebenarnya masih mungkin, terutama jika seseorang tersebut tidak menggunakan kondom atau obat kontrasepsi.
Beberapa wanita memiliki periode yang panjang dan tumpang tindih dengan awal ovulasi, yang berarti mereka dapat subur meskipun mereka sedang menstruasi.
4. Para wanita perlu Pap Smear setelah berusia 18 tahun
Pada tahun 2003, American College of Obstetricians dan Gynecologists mengubah rekomendasi untuk tes Pap Smear. Sebelumnya, tes tersebut dianjurkan segera setelah seorang wanita pertama berhubungan seksual atau pada usia 18 tahun.
Sekarang, tes Pap Smear tidak direkomendasikan sampai wanita telah aktif secara seksual selama sekitar 3 tahun, atau telah berusia 21 tahun. Wanita muda harus berkonsultasi dengan dokter dan mendiskusikan mengenai tes Pap Smear tersebut.
5. Pil kontrasepsi dapat menyebabkan aborsi
Sebuah kepercayaan bahwa pil kontrasepsi dapat menyebabkan aborsi, mungkin tidak sepenuhnya benar. Bahkan, jika seseorang mengonsumsi pil tersebut ketika sudah hamil. Karena jika telur yang dibuahi telah melekat pada dinding rahim maka tidak akan terganggu.
6. Pil KB dapat menyebabkan bertambahnya berat badan
Meskipun uji klinis setelah telah mampu membuktikan hubungan antara kontrasepsi oral dan kenaikan berat badan. Tetapi hal tersebut masih merupakan kepercayaan umum di kalangan perempuan dari segala usia.
Secara khusus, sebuah artikel yang diterbitkan pada tahun 2006 menganalisis 44 uji coba sebelumnya dan menemukan bahwa, pil KB tidak menyebabkan kenaikan berat badan.
7. IUD tidak aman untuk semua wanita
Intrauterine devices (IUD) adalah sebuah benda kecil dimasukkan melalui leher rahim dan ditempatkan di dalam rahim untuk mencegah kehamilan hingga 12 tahun.
Seseorang tidak perlu minum pil KB setiap hari saat menggunakan IUD. Sehingga IUD dapat menjadi cara yang nyaman dan jangka panjang untuk mencegah kehamilan. Pada tahun 2007 ACOG mengatakan bahwa, IUD adalah metode kontrol kelahiran yang aman dan sangat efektif pada banyak orang dewasa.
8. Jika telah mendapatkan vaksin HPV maka aman dari kanker serviks
Gardasil dan Cervarix adalah vaksin HPV yang menghambat dua jenis human papillomavirus (HPV) yang paling sering menyebabkan kanker serviks. Gardasil juga melindungi terhadap dua jenis virus yang menyebabkan sebagian besar kutil pada kelamin.
Tetapi sekitar 30 persen dari kanker serviks tidak dapat dicegah oleh vaksin ini. Sehingga penting bagi semua wanita, untuk secara rutin melakukan Pap Smear secara teratur, terlepas telah mendapatkan vaksin HPV atau belum.
9. Penyemprotan pada vagina adalah cara yang sehat untuk membersihkan vagina
Vagina sebenarnya juga memiliki self cleansing. Menurut The National Women’s Health Information Center, melakukan semprotan pada vagina lebih berbahaya daripada manfaatnya. Bakteri alami yang ditemukan dalam vagina dapat membantu menjaga kebersihan dan kesehatan vagina.
Penyemprotan justru dapat mengganggu keseimbangan tersebut dan menyebarkan infeksi vagina ke dalam tuba falopi, uterus, dan ovarium. Selain itu, penyemprotan vagina juga tidak dapat melindungi terhadap PMS atau kehamilan.
Mencuci secara teratur dengan air hangat dan sabun tanpa pengharum akan membantu menjaga kebersihan bagian luar vagina. Cobalah untuk menghindari produk yang mengandung pewangi, seperti pada tampon, pembalut, bubuk, dan semprotan, yang dapat meningkatkan kemungkinan infeksi vagina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar